Reporter: Gloria Haraito |
JAKARTA. Meski rupiah mengalami penguatan terhadap dolar AS di kisaran Rp 8.900, namun hal ini tak membuat PT Goodyear Indonesia Tbk menaikkan harga karena bahan baku dibeli dalam dolar AS. Peningkatan harga bahan baku karet sebesar 40% dari awal tahun juga belum mendorong perusahaan menaikkan harga ban.
"Kami tidak mungkin menaikkan harga jual 40% untuk menutup kenaikan harga karet, kami mengatasinya dengan menggenjot produksi," ujar Iriawan Alex Ibarat, Presiden Direktur Goodyear di Jakarta, Selasa (19/10).
Goodyear sudah menanamkan US$ 50 juta untuk mengembangkan kapasitas produksi sebesar 65% sejak dua tahun silam. Saat ini kapasitas produksi pabrik Goodyear mencapai 11.500 ban per hari.
Tahun ini Goodyear menargetkan penjualan ban bagi mobil baru meningkat 15,2%. Adapun penjualan penggantian ban ditargetkan tumbuh 7,1% hingga 10,3%. Secara total, Goodyear menargetkan produksi tumbuh 20% menjadi 4,3 juta ban. Adapun penjualan tahun lalu yang sebesar Rp 1,3 triliun. "Pengalaman kami menunjukkan, dari tahun ke tahun penjualan kami bertumbuh, kami juga berharap demikian tahun ini," ujar Iriawan.
Goodyear optimistik target ini bisa tercapai. Demi mendukung target ini, perusahaan melansir produk ban baru, Assurance Fuel Max. Ini menyebabkan sepanjang tiga tahun terakhir Goodyear sudah merilis delapan produk baru. Produk ini antara lain Kelly Asean, DuraPlus, Eagle F1 Asymmetric, Assurance Armor Grip, Excellence, Wrangler AT/SA, dan Wrangler HP AW. Selain itu, Goodyear juga menambah gerai ritel dari 29 gerai tahun lalu menjadi 40 gerai tahun ini.
Dari total produksi ini, produksi ban penumpang mencapai 9.000 unit per hari. Sementara produksi ban komersial mencapai 2.500 unit per hari. Goodyear melempar lebih dari 50% ban penumpang ke pasar ekspor; yaitu ke 52 negara yang tersebar di Asia Pasifik, Amerika, dan Eropa.
Di panggung global, Iriawan mengaku, ban Goodyear diperhitungkan. "Ternyata ban buatan kami cukup laku di pasar ekspor, ban kami sama dengan yang ada di Los Angeles atau yang ada di Sydney," tutur Iriawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News