kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.191.000   16.000   0,74%
  • USD/IDR 16.742   -34,00   -0,20%
  • IDX 8.099   58,67   0,73%
  • KOMPAS100 1.123   8,34   0,75%
  • LQ45 803   6,91   0,87%
  • ISSI 282   2,37   0,85%
  • IDX30 422   3,62   0,87%
  • IDXHIDIV20 480   0,21   0,04%
  • IDX80 123   1,39   1,14%
  • IDXV30 134   0,51   0,38%
  • IDXQ30 133   0,20   0,15%

Rupiah Menguat, Petambak Udang Enggan Lakukan Ekspor


Senin, 13 Juli 2009 / 13:06 WIB
Rupiah Menguat, Petambak Udang Enggan Lakukan Ekspor


Reporter: Epung Saepudin | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Departemen Perikanan dan Kelautan (DKP) mengatakan, kekhawatiran petambak udang terkait krisis global mengakibatkan target produksi 2009 meleset. "Kita kehilangan momentum baik untuk meningkatkan ekspor," ujar Direktur Ekspor Produk Perikanan, Saut P Hutagalung, kepada KONTAN, Senin (13/7).

Sementara itu, Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Martani Husaini mengatakan, terhambatnya pasokan mengakibatkan kinerja ekspor terganggu. "Unit pengolahan ikan (UPI) membutuhkan pasokan udang sebanyak 6.000 ton-7.000 ton per bulan. Saat ini, pasokan hanya 4.000 ton," ujarnya.

Martani menambahkan, menguatnya rupiah menjadi Rp 10.300 per dolar AS pada Mei dan Juni lalu mengakibatkan petambak udang malas melakukan ekspor. "Kalau pun petambak udang panen, mereka memilih menjual di dalam negeri ketimbang ekspor karena harga dalam negeri lebih baik," terangnya. Apalagi, beberapa negara produsen udang seperti Thailand sedang mengalami panen raya. Ini mengakibatkan harga udang di pasar internasional melorot.

Meski begitu, DKP akan terus berkoordinasi dengan berbagai asosiasi agar bisa memperbaiki jadwal musim tanam dan produksi. “Agar kinerja ekspor bisa ditingkatkan. Terkait target ekspor 2009, kami tetap optimistis bisa tercapai," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×