kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Rusia dan Ukraina Nyatakan Perang, Begini Tanggapan Pelaku Bisnis Sawit (CPO)


Kamis, 24 Februari 2022 / 18:18 WIB
Rusia dan Ukraina Nyatakan Perang, Begini Tanggapan Pelaku Bisnis Sawit (CPO)
ILUSTRASI. Pekerja menyusun tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. ANTARA FOTO/Akbar Tado/rwa.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menilai jika ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina di dataran Eropa Timur tidak berdampak besar terhadap aktivitas ekspor CPO.

Sebagai informasi, Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (23/2) waktu setempat mendeklarasikan perang dengan Ukraina. Putin mengeklaim Rusia sedang melakukan operasi militer khusus untuk mendemiliterisasi Ukraina.

Ketua Umum Gapki Joko Supriyono menjelaskan aktivitas ekspor Indonesia ke Ukraina dan Rusia tidaklah besar. "Ini sulit sebab kami tidak pegang datanya, namun setahu saya ekspor CPO Indonesia ke Ukraina dan Rusia tidaklah besar. Seingat saya Rusia bisa impor CPO sekitar 400.000 ton per tahun, sedangkan Ukraina lebih kecil angkanya," ujarnya kepada Kontan, Kamis (24/2).

Baca Juga: Mengukur Efek Perang Rusia-Ukraina Terhadap Ekonomi Indonesia

Adapun negara-negara pengimpor utama CPO adalah India dengan asupan 2,79 juta ton, diikuti oleh Uni Eropa sebesar 0,73 juta ton dan Kenya sebesar 0,46 juta ton. Joko melanjutkan, walau kondisi memanas antara Rusia dan Ukraina, harga CPO juga tidak terdampak secara signifikan. Ia berpendapat karena saat ini harga CPO sudah tinggi.

Hampir senada, Senior Vice President of Corporate Communication & Public Affair P T Astra Agro Lestari Tbk (AALI), Tofan Mahdi menambahkan posisi harga CPO saat ini sudah sangat tinggi. Spekulasi pasar bahwa terjadi kekurangan pasokan minyak sawit dari Indonesia menyusul kebijakan DMO dan DPO di Indonesia, membuat harga CPO masih dalam tren bullish (naik).

"Jadi, Perang Rusia - Ukraina tidak akan berdampak langsung terhadap harga CPO, tetapi bisa jadi akan mengangkat harga minyak mentah. Kenaikan harga minyak mentah ini bisa menjadi stimulan kenaikan harga komoditas lainnya," urai Tofan saat dihubungi oleh Kontan.

Baca Juga: Rusia-Ukraina Panas, Harga Komoditas Mendidih

Tofan melanjutkan, Rusia dan Ukraina, atau kawasan Eropa Timur, bukanlah pasar sawit yang besar meski memiliki potensi yang besar. Ia menilai, ekskalasi konflik yang terjadi di kedua negara tersebut tidak akan memberikan dampak besar bagi ekspor minyak sawit secara global.

Berkaca pada kinerja Perseroan, AALI mengakui pihaknya tidak memiliki aktivitas ekspor impor ke dan dari Rusia dan Ukraina sehingga pihaknya tidak memiliki strategi khusus menjaga kinerja. AALI juga belum memiliki rencana memasuki pasar kawasan Eropa Timur dalam waktu dekat. "Tidak ada yang khusus, tetap fokus pada peningkatan produktivitas dan komitmen terhadap aspek keberlanjutan," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×