kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.888.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.340   30,00   0,18%
  • IDX 7.176   -23,15   -0,32%
  • KOMPAS100 1.044   -7,03   -0,67%
  • LQ45 815   -3,41   -0,42%
  • ISSI 226   -0,18   -0,08%
  • IDX30 426   -2,13   -0,50%
  • IDXHIDIV20 508   0,07   0,01%
  • IDX80 118   -0,55   -0,47%
  • IDXV30 121   0,13   0,11%
  • IDXQ30 139   -0,23   -0,17%

Rusman: Mutu produk pertanian jadi PR ke depan


Kamis, 09 Oktober 2014 / 17:37 WIB
Rusman: Mutu produk pertanian jadi PR ke depan
ILUSTRASI. Ketahui 6 Manfaat Permen Karet untuk Kesehatan dan Cara Memilihnya


Reporter: Mona Tobing | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Di penghujung berakhirnya pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kementerian Pertanian (Kementan) mengakui selama ini belum berhasil meningkatkan mutu dan kualitas produk pertanian. Padahal dengan datangnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun depan produk pertanian harus dapat berkompetisi dengan negara tetangga. 

Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengusulkan, ke depan fokus Kementan tidak hanya mengejar produksi pertanian dengan menghasilkan volume sebesar-besarnya demi mencapai swasembada. Di sisi lain, produk yang bermutu dan berkualitas juga harus menjadi perhatian lebih pemerintah. 

"Sejujurnya selama lima tahun terakhir kami hanya mengejar produksi tapi menghiraukan kualitas dan mutu baik. Setelah ini tidak boleh begitu. Harus diubah karena tuntutan pasar lebih menginginkan produk bagus," ujar Rusman usai acara Kemilau Daya Saing Produk Pertanian, Kamis (9/10). 

Cara ini juga bagian dari memenangkan pasar MEA pada 2015 agar produk pertanian dalam negeri dapat bersaing dengan negara lain. Meski begitu, Rusman mengatakan, bukan berarti swasembada dilupakan. Swasembada pangan tetap harus jadi prioritas. 

Pemerintah telah menetapkan tahun 2014 menjadi swasembada beras dan jagung berkelanjutan. Namun itu semua hanya sebatas cita-cita. Kementan akhirnya merevisi target pangan seperti padi menjadi 70,2 juta ton gabah kering giling (GKG) dari 76 juta ton.

Kedelai dari 2,7 juta ton biji kering (BK) menjadi sebesar 1 juta ton (BK).  Jagung  berubah  sebesar 20 juta ton pipilan kering (PK) menjadi 19 juta PK. Kali ini, meski diuntungkan dengan kondisi cuaca musim basah kering dan prediksi el nino justru tidak terjadi. Kementan berupaya untuk memacu produksi tanaman pangan bisa mencapai target.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×