Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Untuk menjaga kinerja, Adrianus mengatakan bahwa pada sisa empat bulan terakhir di tahun ini, pelaku usaha industri alat berat akan menggencarkan penjualan ke sektor konstruksi, perkebunan dan pertambangan non-batubara.
Ia bilang, ketiga sektor itu mengalami peningkatan, khususnya pertambangan mineral seiring dengan kenaikan harga komoditas.
"Pertambangan yang lain mulai mengambil porsi lebih besar, kan harga batubara turun, harga emas naik. Jadi meningkat seiring harga komoditasnya," jelas Adrianus.
Seperti yang diberitakan Kontan.co.id sebelumnya, setelah tiga tahun mengalami kenaikan produksi, tahun ini hasil produksi alat berat konstruksi dan pertambangan mulai menunjukkan tren penurunan.
Baca Juga: Hexindo Adiperkasa (HEXA) optimistis penuhi target penjualan alat berat tahun ini
Dari data produksi Januari-Juni 2019 Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi) tercatat sebesar 3.240 unit. Jumlah tersebut turun 4,1% dari periode sama tahun lalu sebesar 3.379 unit. Padahal, Hinabi menargetkan di semester I-2019 produksi mencapai 4.000 unit.
Hinabi memprediksi, produksi pada tahun ini hanya mencapai 6.500 unit. Padahal tahun lalu produksi mencapai 7.981 unit. Adapun, jenis hydraulic excavator masih mendominasi produksi. Diikuti alat berat jenis bulldozzer, dump truck, motor grader dan wheel loader.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News