kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sagara Technology: Talenta daerah bisa punya prestasi internasional


Kamis, 23 Januari 2020 / 22:40 WIB
Sagara Technology: Talenta daerah bisa punya prestasi internasional
ILUSTRASI. Tim?Sagara Technology


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemajuan digital di Indonesia yang terjadi selama satu dekade terakhir telah membuka banyak pintu kesempatan di berbagai bidang. Tidak hanya dalam hal kemudahan hidup, keterbukaan teknologi telah memungkinkan setiap orang - dari latar belakang yang sederhana pun - untuk mencatat prestasi gemilang dengan usaha dan kerja keras.

Oleh sebab itulah, dalam satu dekade terakhir mulai bermunculan sejumlah sosok talenta daerah yang sukses di bidang teknologi atas kerja keras mereka sendiri.

Misalnya saja, William Tanuwijaya, pria asal Medan yang pernah bekerja paruh-waktu menjadi penjaga warung internet, kini sukses membangun Tokopedia, perusahaan teknologi unicorn pertama Indonesia.

Baca Juga: Sagara Technology sediakan solusi go digital

Ada pula kisah Iman Usman, founder platform pendidikan Ruangguru yang berasal dari keluarga sederhana di Padang. Mereka berhasil menunjukkan bahwa talenta daerah bisa mencatatkan prestasi hingga ke tingkat internasional.

Pandangan ini dipercaya penuh oleh Sagara Technology. Sagara merupakan perusahaan konsultan teknologi dan agensi produk digital yang berbasis di Jakarta dan Bandung. Mereka percaya, bahwa kemajuan teknologi mendorong peningkatan pemerataan peluang dan kemampuan di semua kelas masyarakat, baik kaum urban maupun rural.

“Adalah sebuah fenomena yang menarik, melihat banyaknya talenta-talenta daerah di Indonesia yang berhasil meraih prestasi dalam skala tinggi di era digital. Ini membuktikan bahwa teknologi betul-betul membuka pintu peluang bagi siapa saja. Apalagi, menurut kami, talenta-talenta yang berasal dari daerah biasanya memiliki tingkat adaptabilitas dan daya juang yang tinggi. Kedua hal inilah yang ikut menjadi kunci menentukan kesuksesan usaha mereka,” ungkap Adi Arriansyah, CEO dan founder dari Sagara Technology dalam keterangannya, Kamis (23/1).

Sagara sendiri diperkuat oleh banyak talenta daerah yang telah mencatatkan segudang prestasi hingga di kancah internasional. Misalnya, Adi yang berasal dari Ungaran, kabupaten Semarang, merupakan jebolan dari Founder Institute, sebuah program pelatihan entrepreneur asal Silicon Valley.

Baru-baru ini, ia berhasil menembus program prestisius Executive Education di Harvard Business School. Ada pula Angga Fauzan, pria asal Boyolali yang sempat viral berkat prestasinya yang mendunia. Pria lulusan S2 dari Edinburgh University ini memegang posisi sebagai Chief Marketing Officer di Sagara.

Walau begitu, Adi mengingatkan bahwa walau teknologi telah bantu membuka pintu, talenta manapun masih harus berjuang keras untuk bisa mencapai pintu itu.

“Sebenarnya, saya sendiri sempat gagal beberapa kali masuk ke Harvard. Di jaman sekarang, siapapun bisa mendaftar ke Harvard, tapi tidak semua orang akan pantang menyerah hingga rela mendaftar berkali-kali,” jelas Adi.

Lanjutnya, “Tentu saja kita harus terus memastikan bahwa kualitas usaha kita berkembang setiap tahunnya.”

Didirikan pada tahun 2014, Sagara pun konsisten terus menjadi rumah untuk talenta daerah. “Saat ini, sekitar 80% tenaga kerja Sagara berasal dari daerah.

Mereka beragam asalnya, ada Galih Suryo Priatomo dari desa Gunungpati, Semarang, Nafa Ananda Lutfia dari kota Purwokerto, Novelasari Nadia Putri dari kota Batu, hingga Ade Saepul Mugni dari daerah Rancaekek, kabupaten Sumedang. Mereka punya karakteristik yang mirip, yaitu punya tekad yang kuat, siap kerja keras, dan humble,” jelas Adi.

“Kultur dan latar belakang talenta daerah sangatlah bervariasi, dan karena ini, mereka jadi memiliki perspektif dan ide-ide fresh, unik, dan out-of-the-box. Melihat contoh dari dalam tim kami yang banyak merupakan anak rantau, mereka juga memiliki antusiasme serta adaptabilitas tinggi yang sangat dibutuhkan dalam membentuk kerja sama tim yang kuat. Hal ini mungkin terjadi karena mereka memang punya kesamaan latar belakang, yaitu telah memilih untuk berjuang bareng di kota,” tambah Adi.

Eka Pratamandhira merupakan Senior Developer Sagara yang berasal dari Ternate, Maluku Utara. Ia mengaku bahwa salah satu pembelajaran terpenting dalam karirnya ialah dengan menyelesaikan masalah klien dalam skala yang lebih besar.

“Di Sagara, kita terus menguji kemampuan dengan menyelesaikan berbagai masalah teknologi untuk sejumlah klien papan atas, ya contohnya seperti Qatar National Bank dan Boston Consulting Group,” jelas Eka.

Tambahnya, “Artinya kita harus selalu belajar hal baru untuk memastikan bisa menyelesaikan masalah yang baru, dan memang hal itu bisa kita lihat sebagai hal yang melelahkan atau malah seru.”

Selain itu, Eka juga menjelaskan pentingnya membangun mindset yang tepat agar terus bisa berkarya. “Ya namanya dari daerah, kita di awal kurang yakin sebenarnya apakah bisa bersaing dengan talenta di level internasional. Perlahan saya melihat dengan mata kepala saya sendiri bahwa ternyata hal itu mungkin untuk dilakukan,” ujar Eka.

Selain berhasil mendapatkan kepercayaan klien internasional, Sagara juga kerap diundang ke acara-acara skala internasional, contohnya konferensi teknologi seperti CEBIT dan StartCon di Australia.

“Saat saya lihat hasil kerja kami dengan talenta lainnya di acara internasional seperti itu, saya semakin yakin bahwa sebenarnya talenta daerah seperti tim yang ada di Sagara pun tidak kalah hebat dengan talenta internasional lainnya.”

Kini tim Sagara telah menangani berbagai klien besar, mulai dari kementrian RI, startup, hingga korporat ternama. Beberapa di antaranya adalah: Ruangguru, Blue Bird, Qlue, Kementerian Pendidikan, Cartenz Group, dan Telkomsel. Secara total, Sagara telah mengembangkan dan meluncurkan lebih dari 100 aplikasi website dan lebih dari 50 aplikasi mobile.

“Kami yakin bahwa talenta-talenta lokal Indonesia, bila memiliki pondasi yang cukup, bisa mengukir prestasi hingga tingkat internasional. Untuk itu, kami berencana untuk melatih talenta-talenta daerah dengan membangun sekolah khusus yang mengajarkan keterampilan coding,” ungkap Adi.

Sekolah ini rencananya akan diluncurkan pada tahun 2020, dengan menggandeng dukungan dari pemerintah daerah. Lulusan terbaik akan diberikan investasi untuk membangun usaha di bidang teknologi di daerah asalnya masing-masing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×