Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Pertumbuhan penjualan properti di Indonesia menjadi daya tarik bagi produsen bahan bangunan. Salah satunya, produsen bahan bangunan asal Prancis, Saint Gobain Group.
Tanpa banyak yang tahu, perusahaan ini terus merangsek bisnis bahan bangunan di Indonesia. Total kopral, perusahaan ini sudah membenamkan investasi sebanyak US$ 60 juta, dan kemungkinan akan bertambah seiring dengan kebutuhan.
Apalagi, "Kami memiliki produk hampir seluruh bagian rumah, mulai atap hingga lantai," ujar Managing Director PT Saint-Gobain Construction Products Indonesia (SGCPI) Hantarman Budiono, saat berkunjung ke kantor redaksi KONTAN, Senin (14/3).
Awalnya, perusahaan ini masuk Indonesia dengan membawa produk gipsum dengan merek global yakni Gyproc di tahun 2007. Melihat pasar yang sangat besar, perusahaan ini memutuskan untuk membangun pabrik gipsum sendiri pada tahun 2012.
Pabrik ini beroperasi penuh sejak November 2014 silam di kawasan Modern Cikande Industrial Estate Banten. Kapasitas terpasang pabrik ini sekitar 30 juta meter persegi (m²) per tahun.
Hanya, karena relatif baru masuk pasar Indonesia, saat ini kapasitas produksi terpakai baru sekitar 20 juta m² per tahun.
Pun demikian Hantarman yang akrab disapa Hans ini mengklaim saat ini produk Gyproc sudah mengantongi ceruk pasar seperlima atau 20% di Indonesia. Adapun pangsa pasar gipsum di Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 100 juta m² per tahunnya.
Hingga saat ini, Gyproc mengandalkan sekitar 10 distributor yang tersebar di kotakota besar di Pulau Jawa, seperti Jakarta, Bogor, Depok Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), Bandung, Semarang, Yogyakarta juga Surabaya.
"Semua penjualan kami lewat distributor, kalau ada korporasi yang berminat menggunakan produk kami, tetap kami salurkan lewat distributor," kata Hans.
Perusahaan ini mengaku tak tergoda melakukan penjualan secara bussiness to bussiness, karena mempertahankan nilai-nilai perusahaan yang dibangun sejak 350 tahun yakni melibatkan distributor sebagai mitra bisnis.
Meski berjualan lewat distributor, saat ini, Saint Gobain terus berupaya mengkampanyekan penggunaan gipsum untuk bangunan properti baik rumah, apartemen perkantoran, hotel, juga rumah sakit di Indonesia.
Penggunaan gipsum untuk pengembang bisa menekan biaya sesuai target pasar yang diinginkan oleh pengembang atau developer. Hitungan perusahaan ini, "Mereka bisa lebih hemat sekitar 20%," imbuh Marketing Director PT SGCPI Won Siew Yee.
Selain penjualan gipsum di Indonesia, Saint Gobain juga melakukan ekspansi dengan mengakuisisi perusahaan produsen semen instan siap pakai yakni PT Cipta Mortar Utama yang memiliki produk Mortar Utama (MU) pada tahun 2011.
Grup ini juga tercatat menjual perlengkapan konstruksi bangunan seperti ampelas bermerek Norton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News