kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Samsung diminta bikin pabrik Galaxy di Indonesia


Kamis, 26 September 2013 / 20:13 WIB
Samsung diminta bikin pabrik Galaxy di Indonesia
ILUSTRASI. Ilustrasi cara daftar Allo Bank.


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, baru-baru ini melakukan kunjungan bilateral ke Korea Selatan bersama Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, serta Menteri Perindustrian, MS.Hidayat.

Dalam kunjungan tersebut, Gita mengatakan pihak Indonesia meminta agar Korea Selatan mau menanamkan investasi di sektor otomotif dan elektronik, seperti salah satunya kemungkinan Samsung membuka pabrik di Indonesia.

"Kalau investasi Korea Selatan berupa pabrik kulkas, TV, dan produk lainnya sudah ada di sini. Tapi kalau bisa mendirikan pabrik Samsung Galaxy kita akan menyambut baik," kata Gita di Kantor Kementerian Perdagangan, di Jakarta, pada Kamis (26/9/2013).

Menurut Gita, saat ini Korea Selatan justru tertarik untuk berinvestasi di sektor otomotif. Namun, pihak Indonesia enggan memberi izin, kecuali investasi dalam skala besar.

"Kalau mereka sih minta agar dibuka kesempatan mendirikan industri otomotif, tapi kita tidak mau buka kecuali kalau investasi itu dalam skala yang besar," jelas Gita.

Gita juga meminta agar sektor perikanan di Korea Selatan dibuka untuk pasar Indonesia. "Permintaan kita ke mereka itu terkait dengan produk-produk ikan kelautan, yang mana selama ini, mereka begitu tertutup karena mereka mau melindungi petani dan nelayan mereka," tuturnya.

Menurutnya, jika investasi di sektor industri dan elektonik saja bisa disepakati, maka Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) antar kedua negara bisa segera terbentuk.

Di sisi lain, peningkatan kapasitas sektor jasa juga dibahas dalam pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye, yakni agar Korea Selatan mau menyerap tenaga terampil Indonesia (skilled), dan bukan hanya yang tak terampil (unskilled). (Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×