kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Santori impor 1.912 sapi indukan dari Aussie


Kamis, 30 Juni 2016 / 15:11 WIB
Santori impor 1.912 sapi indukan dari Aussie


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Santosa Agrindo (Santori) anak perusahaan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (Japfa) telah mengimpor 1.912 ekor sapi indukan Brahman Cross dari Australia pada 27 April 2016. Impor ini merupakan yang pertama dalam lima tahun terakhir bagi Santori mendatangkan sapi indukan ke Jatim. Sapi indukan ini akan dikembangbiakan dengan cara bermitra bersama kelompok peternak rakyat yang ada di Jawa Timur (Jatim).

Head of Breeding Santori Dayan Antoni mengatakan, sebanyak 1.600 ekor sapi indukan impor itu akan dijual ke kelompok peternak dengan sistem kemitraan. Harga jual sapi ke petani sekitar Rp 50.000 per kilogram (kg) dalam kondisi bunting enam bulan. Sisanya, 312 ekor sapi indukan lainnya akan dikembangkan sendiri oleh Santori di Jatim.

Dalam sistem kemitraan ini, Santori hanya menjual sapi yang sudah bunting 6 bulan, kemudian setelah sapi itu melahirkan, petani harus menjualnya kembali ke Santori untuk dibuntingkan lagi. "Harga penjualan kembali akan lebih rendah sekitar 5%," ujar Dayan, Selasa (28/6).

Dayan mengatakan, sistem kemitraan ini murni sifatnya bisnis. Di mana perusahaan menjual dan membeli sapi dari petani sesuai dengan harga pasar. Namun perusahaan membantu petani dalam hal membuntingkan sapi, karena selama ini menjadi kendala utama para peternak. Santori akan membuntingkan sapi-sapi tersebut melalui metode Inseminasi Buatan (IB). Nah, setelah anak sapi ini menjadi sapi bakalan dengan bobot minimal 300 kg, maka Santori kembali membelinya dengan harga pasar sapi bakalan lokal.

"Cara ini akan memberikan kepastian kepada peternak dalam menjual dan mendapatkan sapi, selain itu, akan memotong rantai pasok, karena dari petani langsung ke perusahaan dan ke rumah poton hewan (RPH)," tandas Dayan.

Dayan menambahkan, petani akan dimudahkan mendapatkan sapi indukan yang harganya rata-rata Rp 17 juta per ekor dari dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan bunga 9%. Untuk mengantisipasi risiko mati, atau kecurian, maka sapi yang dijual akan diasuransikan. Dengan begitu, risiko yang ditanggung petani tidak terlalu besar. Ia berharap sapi indukan yang diimpor dari Australia ini dapat berproduksi sebanyak tiga kali sebelum diapkir.

Pada tahun ini, Santori juga mengimpor 3.000 ekor sapi betina lagi dari Australia untuk dikembangkan di Lampung. Saat ini sebanyak 1.200 ekor sapi jenis Brahman Cross tersebut telah tiba di Lampung dan sisanya akan menyusul tiba sampai akhir tahun ini. Sapi indukan ini akan dikembangkan sendiri oleh Santori di dua peternakan milik mereka di Lampung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×