kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun ini, impor sapi indukan hanya 25.000 ekor


Selasa, 03 Mei 2016 / 10:02 WIB
Tahun ini, impor sapi indukan hanya 25.000 ekor


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pemangkasan anggaran Kementerian Pertanian (Kemtan) pada Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) Perubahan 2016 sebesar Rp 3,8 triliun sepertinya akan membuyarkan ambisi pemerintah memperbanyak populasi sapi di Tanah Air.

Pasalnya, salah satu anggaran yang akan dipangkas adalah pengadaan sapi indukan impor yang sebelumnya telah teralokasi Rp 1,5 triliun untuk 50.000 ekor, dipangkas hingga menjadi separuhnya. 

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan institusinya berupaya agar pemangkasan anggaran pertanian ini tidak diarahkan untuk program komoditas strategis, seperti padi, jagung, kedelai, bawang merah, dan cabai.

Meski begitu, Amran enggan menjelaskan lebih detail kenapa program impor sapi indukan yang dikurangi. Dia hanya menyebut, upaya menggenjot produksi sapi lokal bisa dilakukan lewat berbagai metode, seperti inseminasi buatan. 

"Kami akan tetap berupaya meningkatkan produksi sapi lokal meski ada pemangkasan anggaran," katanya, Senin (2/5).

Jumlah 25.000 ekor sapi indukan yang akan diimpor ini lebih rendah ketimbang jumlah kuota yang ditetapkan pemerintah tahun 2015 lalu yang mencapai 30.000 ekor, namun yang terealisasi hanya 11.000 ekor hingga akhir tahun.

Minimnya realisasi impor juga menjadi pertimbangan pemerintah akhirnya tidak memasang target impor terlalu tinggi untuk mendatangkan sapi indukan ini. 

Hanya saja, Teguh Boediyana, Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) bilang, pemangkasan target impor sapi indukan ini dapat berdampak besar pada upaya pemerintah untuk mewujudkan swasembada daging sapi. 

Pasalnya, saat ini rata-rata pemotongan sapi betina per tahunnya mencapai 1 juta ekor. Kondisi ini berbanding terbalik dengan upaya pemerintah menambah populasi sapi indukan yang volumenya terlalu kecil. "Impor sapi indukan sebanyak 25.000 ekor itu terlalu kecil untuk menambah populasi sapi di Indonesia," kata Teguh.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011, tercatat populasi sapi mencapai 14,5 juta ekor. Kemudian pada tahun 2013, BPS mencatat populasi sapi turun menjadi 12,5 juta ekor. 

Dengan adanya pemangkasan target impor sapi indukan tahun ini dan belum adanya terobosan signifikan dari pemerintah untuk menggenjot produksi sapi lokal, maka dampaknya baru akan terasa tiga tahun atau empat tahun ke depan. Sebab, saat itu bakal terlihat ada penyusutan populasi sapi yang cukup tinggi. 

"Sapi indukan baru akan produktif dalam dalam empat tahun," ujar Teguh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×