kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Sawit Sumbermas targetkan produksi CPO meningkat 15%


Kamis, 26 April 2018 / 16:35 WIB
Sawit Sumbermas targetkan produksi CPO meningkat 15%
ILUSTRASI. Nicholas Justin Whittle, Chief Financial Officer SSMS


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) menargetkan produksi CPO akan meningkat sebesar 15% di tahun ini.

Bila dihitung berdasarkan produksi CPO tahun lalu yang sebesar 343.059 ton, maka target produksi CPO yang ditetapkan oleh Sawit Sumbermas tahun ini sekitar 394.517 ton.

Chief Financial Officer SSMS Nicholas Justin Whittle mengatakan, peningkatan produksi ini setara dengan peningkatan produksi Tandan Buah Segar (TBS) yang ditargetkan juga meningkat 15%.

“Kalau cuacanya baik atau stabil, kami harap kenaikannya bisa lebih besar daripada 15%,” ujar Nicholas, Kamis (26/4).

Hingga kuartal I tahun ini, Sawit Sumbermas sudah berhasil menaikkan produksi TBS 20% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya menjadi sebesar 348.149 ton. Sementara produksi minyak sawit mentah (CPO).

Tahun ini, Sawit Sumbermas berencana menambah lahan inti seluas 4.000 ha dan lahan plasma sekitar 2.000 ha.

Namun, menurutnya penambahan lahan ini belum akan berpengaruh terhadap peningkatan produksi TBS dan CPO tahun ini. “Kami perkirakan itu untuk 3 tahun ke depan,” kata Nicholas.

Nicholas pun menjelaskan, pihaknya tidak terlalu memikirkan penjualan tahun ini. Pasalnya, seiring dengan peningkatan volume CPO, maka penjualan Sawit Sumbermas akan turut terdongkrak. Dia berharap, harga CPO dunia terus stabil.

Nicholas pun optimistis permintaan dunia atas minyak nabati terus meningkat. Hanya saja, prinsip keberlanjutan harus terus ditetapkan.

Saat ini terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh industri sawit. Salah satunya adalah peningkatan bea impor yang ditetapkan India untuk CPO dan produk turunannya.

Nicholas mengaku, karena aturan ini pada kuartal I 2018 sempat terjadi beberapa perubahan kontrak dengan pembeli dari India, namun Nicholas mengatakan, pada kuartal II tahun ini permintaan India atas CPO kembali menguat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×