Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Perusahaan farmasi PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk masih optimistis mengoperasikan bisnisnya di Indonesia. Perusahaan asal Kanada itu punya peluang menggenjot penjualan untuk perusahaan afiliasinya.
Selain memenuhi kebutuhan perusahaan afiliasinya, Diah Ira Setyawati, Communication Manager Merck Sharp Dohme Pharma bilang, pasar farmasi di Indonesia puinya peluang untuk tumbuh, "Pangsa pasar Merck Sharp Dohme Indonesia akan tumbuh," kata Diah kepada KONTAN, Sabtu (13/2).
Pada kuartal III-2015, emiten yang berencana menjadi perusahaan tertutup itu mendulang penjualan Rp 1,73 triliun, naik 148% ketimbang periode yang sama tahun 2014 senilai Rp 691,17 miliar.
Asal tahu saja, kenaikan penjualan Merk Sharp Dohme tersebut didukung penjualan ekspor untuk pihak berelasi yang naik signifikan 226% menjadi 1,54 triliun di kuartal III-2015 ketimbang periode sebelumnya Rp 475 miliar.
Adapun ekspor untuk perusahaan berelasinya, yakni Merck Sharp & Dohme Asia Pacific Pte Ltd di Singapura.
Sementara penjualan dalam negeri justru turun 14,4% menjadi Rp 213,35 miliar. Di pasar lokal, Merck Sharp memasarkan produk lewat PT Anugerah Pharmindo Lestari.
Dari sisi produk, penjualan terbesar SCPI berasal dari produk perawatan kulit, antibiotik, kardiovaskuler dan lainnya senilai Rp 1,2 triliun atau naik 150% dari periode yang sama tahun 2014 senilai Rp 483 miliar.
Setelah itu penjualan produk speciality care seperti produk hepatologi, onkologi, fertilitas, endokrinologi dan reumatologi senilai Rp 518 miliar, naik 150,2% ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya Rp 207 miliar.
Diah bilang, tahun ini akan melakukan inovasi untuk memenuhi kebutuhan produk baru. "Kami berkomitmen memenuhi kebutuhan masyarakat dengan produk inovatif dan vaksin," jelas Diah yang enggan menjelaskan rencana bisnis SCPI tahun ini.
Melirik data Kementerian Perindustrian, pasar farmasi Indonesia tahun 2016 diperkirakan Rp 69,07 triliun dan menjadi Rp 102,05 triliun di 2020. Untuk Asean, pasar farmasi Indonesia berkontribusi 27% dari total pasar Asean. Dari jumlah itu, 70% berasal produsen farmasi lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News