kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sebagai Agent of Development, Palm Co Berpotensi Dukung Pemerataan Ekonomi


Rabu, 23 Agustus 2023 / 10:22 WIB
Sebagai Agent of Development, Palm Co Berpotensi Dukung Pemerataan Ekonomi
ILUSTRASI. Kebun bibit sawit unggul bersertifikat PT Perkebunan Nusantara V


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pembentukan Palm Co terus bergulir. Rencana ini diharapkan berperan besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang memperkuat industri sawit nasional.
 
Mantan Menteri Pertanian periode 2000-2004, Bungaran Saragih mengatakan, rencana pembentukan PalmCo juga memiliki potensi membantu menciptakan pemerataan hasil perekonomian berkelanjutan. 

Namun, kondisi itu hanya akan dapat dicapai jika Palm Co yang menurut rencana nantinya merupakan sub holding PTPN Group di bisnis kelapa sawit dipertegas posisinya sebagai agent of development atau lembaga yang mengerahkan dana untuk pembangunan ekonomi rakyat. 
 
“Sehingga, pemerintah dapat ikut mengendalikan strategi bisnis perusahaan untuk kepentingan rakyat,” tegas Bungaran, yang kini menjabat Ketua Dewan Pembina Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI), di Jakarta, Selasa (22/8). 
 
Menurutnya, Indonesia masih membutuhkan agent of development di bidang kelapa sawit. Negara ini bukan lagi hanya sebagai produsen terbesar, tetapi juga konsumen produk sawit terbesar di dunia.   

Baca Juga: Harga CPO Masih Tertekan, Begini Rekomendasi Saham Emiten Sawit

Kurang tegasnya peran PTPN selama ini sebagai agent of development untuk sawit, menjadikan Pemerintah kewalahan jika terjadi lonjakan harga sawit di luar negeri. Seperti yang terjadi tahun lalu di awal Perang Ukraina-Rusia. 
  
Dari sisi produsen, Palm Co masih dibutuhkan untuk mendampingi petani rakyat yang menguasai lebih dari 40% lahan sawit nasional atau lebih dari 6 juta hektare. Jauh lebih luas dari pada lahan sawit PalmCo yang akan dibentuk.

Indonesia, tidak bisa meniru strategi bisnis BUMN sawit Malaysia dan Singapura karena kedua negara itu tidak memiliki petani plasma dan konsumen berpengasikan rendah sebanyak di Indonesia.
   
“Kalau petani rakyat yang jumlahnmya lebih dari 6 juta bisa bersatu membentuk koperasi atau bentuk lain juga sangat bisa mendukung kinerja PalmCo lebih besar lagi,” imbuh Bungaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×