Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) pastikan karyawan yang dirumahkan hanya bersifat temporer. Hal tersebut menyusul pengumuman dirumahkannya 450 pekerja KFC di Jawa.
Direktur Fast Food Indonesia Justinus Dalimin Juwono menyebutkan karyawan dirumahkan karena memang gerai-gerainya sedang ditutup dan tidak boleh beroperasi. Terlebih gerai-gerai yang berada di mallatau plaza dan gerai lainnya mengikuti peraturan daerah setempat.
Baca Juga: Terdampak corona, ini strategi Fast Food Indonesia (FAST) mempertahankan cashflow
"Para karyawan akan bekerja lagi kalau suasana Covid-19 ini dinyatakan oleh pemerintah telah pulih kembali," ujarnya kepada kontan.co.id , Sabtu (18/4).
Ia menjelaskan saat ini total gerai yang tidak beroperasi sebanyak 100 gerai. Sementara sisanya tutup sebagian untuk layanan dine-in mengikuti peraturan pemerintah daerah mengenai PSBB.
Karenanya, hanya melayani pemesanan take away, ojek online, drive thru, dan home delivery saja. "Kami semua mendukung keputusan pemerintah, supaya situasi cepat berlalu dan semua usaha kembali seperti sedia kala," lanjutnya.
Baca Juga: KFC angkat bicara soal ratusan pekerja yang dirumahkan akibat pandemi
Justinus mengakui dengan penutupan berbagai gerainya jumlah pengunjung turun sangat signifikan. Karenanya, penjualan emiten bersandi saham FAST ini juga mengikutinya. Sayang, ia belum membeberkan penurunannya.
Dengan begitu, pihaknya pesimistis mengejar target kinerja yang telah ditetapkan di awal tahun ini. Sekedar mengingatkan, FAST membidik pendapatan sebesar Rp 8 triliun di tahun ini.
"Tidak bisa mencapai target pendapatan dan pasti ada revisi budget," ungkapnya.
Baca Juga: Corona Tak Bikin Gentar, Emiten Tetap Gencar Cari Dana di Bursa
Walaupun begitu, FAST tetap berupaya menjaga kinerjanya disepanjang tahun ini. Beberapa upaya yang dilakukan dengan terus membuka gerai-gerai untuk melayani pembelian take away, pembelian melalui ojek online, home delivery dan drive thru.
Selain itu, pihaknya juga akan mengurangi pengeluaran yang tidak mendesak, serta menunda berbagai capex tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News