Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk (BEER) akan memanfaatkan sebagian dana segar hasil penawaran umum saham perdana atawa Initial Public Offering (IPO) untuk mengerek kapasitas produksi hingga 5 kali lipat.
Jobubu berniat membangun pabrik anyar yang akan memproduksi minuman hard seltzer yang masuk kategori kelas A dengan kadar alkohol 0%-5%.
Saat ini Jobubu baru memproduksi tiga produk yakni Cap Tikus 1978 (golongan C), Daebak Soju (Golongan B), dan Daebak Spark (Golongan A).
Melansir prospektusnya, BEER akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 800 juta saham baru atau 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Adapun saham ini akan dilepas di kisaran harga Rp 200 sampai Rp 220 setiap saham sehingga Jobubu akan meraih dana segar Rp 160 miliar hingga Rp 176 miliar.
Sebanyak Rp 9,25 miliar atau 5,26% dari hasil IPO akan digunakan untuk pembelian tanah dari pihak ketiga yang berlokasi di Desa Jetis, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Jawa Tengah seluas kurang lebih 2 hektar. Tanah ini untuk dibangun fasilitas produksi baru.
Baca Juga: IPO Jobubu Jarum Minahasa (BEER) & Hatten Bali (WINE), Investor Harus Punya Exit Plan
Kemudian Jobubu akan menggunakan Rp 10,47 miliar atau 6,11% dana segar dari IPO untuk membangun fasilitas produksi berupa bangunan pabrik, infrastruktur, gudang bahan baku dan gudang barang jadi.
Komisaris Utama Jabubu Jarum Minahasa, Nicho Lieke menyatakan fasilitas produksi baru di Jawa Tengah ini mulai dibangun pada awal 2023 dan diharapkan selesai pada 2024. Dia bilang, untuk membangun pabrik ini memerlukan waktu satu tahun.
“Pabrik di Jawa Tengah akan menaikkan kapasitas produksi Jobubu hingga 5 kali lipat,” jelasnya saat ditemui di Jakarta, Rabu (21/12).
Asal tahu saja, saat ini Jobubu memproduksi 1 juta liter minuman alkohol per tahun sehingga dengan agenda ekspansi tersebut kapasitas produksi Jobubu akan naik menjadi 6 juta liter per tahun di 2024.
Nicho menjelaskan, alasan membangun fasilitas produksi di Jawa untuk mengurangi biaya pengiriman bahan baku maupun bahan jadi serta distribusi terhadap seluruh distributor di Indonesia. Biaya pengiriman dapat berkurang 5%-10%.
Selain itu, pihaknya juga dapat mengurang lead time pemesanan bahan baku sampai pengiriman barang jadi ke lokasi distributor yang semula membutuhkan waktu 3 minggu - 5 minggu menjadi hanya 3 hari.
Baca Juga: Produsen Minuman Cap Tikus, Jobubu Jarum (BEER) akan IPO, Bidik Dana hingga Rp 176 M
Tidak hanya itu, pabrik di Jawa ini juga memungkinkan Jobubu memproduksi produk tertentu dengan volume yang lebih besar karena potensi pasar semakin terbuka lebar.
Direktur Utama Jobubu Jarum Minahasa, Audy Charles Lieke mengungkapkan, pabrik baru di Jawa Tengah akan memproduksi minuman hard seltzer yang masuk dalam kategori minuman alkohol kelas A.
“Kami optimistis produk ini akan diterima baik oleh target pasar kami,” ujarnya.
Mengintip prospektusnya, secara umum minuman alkohol yang diproduksi Jobubu memiliki target pasar yang berfokus kepada segmen individual dengan umur 21 tahun ke atas.
Golongan tersebut termasuk dalam usia produktif yang relatif memiliki penghasilan maupun daya beli yang relatif tinggi di bandingkan dengan golongan-golongan usia non-produktif. Hal ini secara langsung dapat memberikan dampak yang luas terhadap tingkat konsumsi produk Jobubu di Indonesia.
Jobubu ialah mengantongi izin kapasitas minuman beralkohol full spectrum atau dapat memproduksi minuman golongan A, B, dan C sebanyak 90 juta liter izin produksi. Saat ini pihaknya baru menggunakan kurang dari 5% dari izin tersebut.
“Maka itu, ke depannya potensi pertumbuhan produksi kami masih bisa naik tinggi hingga 89 kali lipat atau menjadi 90 juta liter per tahun. Hal ini menjadikan kami sebagai perusahaan dengan izin kapasitas produksi terbesar yang dapat memproduksi minuman beralkohol dari golongan A hingga golongan C,” terangnya.
Dengan memiliki izin produksi minuman beralkohol sebanyak 90 juta liter, dengan golongan A - B - C maka Jobubu juga memiliki kesempatan untuk melakukan kerjasama produksi dengan pemegang brand yang sudah terkenal dari luar negeri untuk memproduksinya di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News