Reporter: Muhammad Yazid |
JAKARTA. PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) mulai awal Juni lalu telah mengubah sistem perdagangan produk gulanya. Jika sebelumnya perusahaan ini hanya memasarkan gulanya melalui pedagang besar, sejak awal Juni lalu RNI memasarkan langsung ke pasar ritel.
Ismed Hasan Putro, Direktur Utama RNI, berharap pemasaran ritel akan menambah keuntungan perusahaan. "Kami memasarkan lewat anak perusahaan PT Rajawali Nusindo," katanya, Kamis (21/6).
Asal tahu saja, Rajawali Nusindo saat ini memiliki 42 kantor cabang di Indonesia.
Walau baru mulai jualan gula secara ritel di bulan ini, RNI sudah berhasil memasarkan gula sebanyak 21.000 ton. Penjualan sebanyak itu dengan rincian 20.000 ton merupakan gula dalam kemasan 50 kg, sedangkan sisanya gula kemasan 1 kg dengan merak sama, Rajawali.
Menurut Ismed, realisasi pemasaran gula sebesar itu setara dengan 12,3% dari target pemasaran gula RNI di tahun ini yang sebesar 170.000 ton. Dia menyebutkan, dibanding tahun lalu, realisasi jualan gula itu meningkat 10%, dengan permintaan tinggi di kota-kota besar Pulau Jawa.
Karena baru memulai, RNI untuk sementara hanya memasarkan gula ke Bandung dan Surabaya. Dua kota itu, memiliki permintaan paling tinggi.
"Pemasaran ke seluruh cabang Rajawali Nusindo baru kami lakukan pada Juli mendatang," ujarnya. Sedangkan untuk merek gula premium, Ragula, akan dipasarkan mulai September 2012.
Gula Rajawali di tingkat konsumen dipasarkan dengan harga Rp 11.200 per kg, sedangkan Ragula dibanderol seharga Rp 12.500 per kemasan 1 kg. Harga itu jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata harga tahun lalu yang hanya Rp 10.000 sampai Rp 11.000 per kg.
Dengan menjadi pengecer gula, Ismed berharap RNI mampu mengantongi keuntungan sebesar Rp 1.500 hingga Rp 1.750 per kg. Dengan keuntungan itu maka potensi laba bersih perusahaannya dari bisnis gula pada tahun ini bisa mencapai Rp 200 miliar.
RNI mengecer gula bulan ini lantaran kesepuluh pabrik gula (PG) RNI baru melakukan penggilingan tebu pada akhir Mei 2012. Proses giling akan berlangsung hingga Oktober 2012.
Menurut Ismed, rendemen gula tahun ini meningkat menjadi 7,5% dibandingkan rata-rata tahun lalu yang hanya mencapai 7%. Dengan peningkatan rendemen, diperkirakan produksi gula RNI tahun ini mencapai 380.000 ton, naik 10.000 ton dari realisasi 2011 sebesar 370.000 ton.
Dari produk gula sebanyak itu, 170.000 ton yang menjadi hak perusahaan, selebihnya adalah milik petani tebu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News