kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,70   -13,79   -1.49%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah Produsen Mobil Tanggapi Rencana Pembatasan Pembelian BBM Pertalite


Selasa, 28 Juni 2022 / 17:08 WIB
Sejumlah Produsen Mobil Tanggapi Rencana Pembatasan Pembelian BBM Pertalite
ILUSTRASI. Suasana pameran mobil . Tribunnews/Jeprima


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah yang akan membatasi konsumsi BBM jenis Pertalite pada kendaraan roda empat tertentu mendapat tanggapan dari sejumlah Agen Pemegang Merek (APM) otomotif.

Dalam berita sebelumnya, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) tengah mengkaji rencana pelarangan pembelian Pertalite untuk mobil dengan kapasitas di atas 2.000 cc.

Wakil Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor (TAM) Henry Tanoto mengaku belum bisa berkomentar dari sisi rencana penerapan regulasi pembatasan pembelian Pertalite untuk jenis mobil tertentu. Namun, dari sisi otomotif tentu penggunaan bahan bakar yang tepat atau lebih baik akan berdampak positif bagi mobil, baik secara performa maupun durabilitas.

Di samping itu, ia menilai bahwa penjualan mobil biasanya lebih dipengaruhi oleh kondisi ekonomi nasional. Kalaupun kebijakan pembatasan pembelian Pertalite diberlakukan, masih diperlukan waktu yang tidak sebentar untuk menilai dampaknya bagi pasar otomotif.

Baca Juga: Cara Membeli Pertalite dengan MyPertamina untuk Pengguna Motor dan Mobil

“Sebab, efeknya belum tentu sama ke setiap segmen kendaraan, termasuk apabila terjadi switching permintaan di beberapa segmen tertentu,” ujar dia, Selasa (28/6).

Terlepas dari itu, Toyota sebenarnya sudah cukup lama menyiapkan dan bahkan memasarkan mobil yang mengadopsi teknologi ramah lingkungan dan irit penggunaan bahan bakar. Adopsi teknologi elektrifikasi diharapkan dapat diperluas ke berbagai segmen mobil Toyota, di samping pengembangan pada segmen mobil konvensional yang tetap dilakukan oleh pabrikan asal Jepang tersebut.

Pihak TAM juga memastikan bahwa seluruh mobil Toyota baik penumpang maupun komersial telah menggunakan teknologi standar emisi Euro-4. “Harapannya, kami bisa terus menyesuaikan teknologi dan memberikan dampak ke masyarakat,” jelas dia.

Sementara itu, Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy menyebut, secara aktual saat ini sebagian besar Honda tidak memiliki mesin berkapasitas di atas 2.000 cc. Walau demikian, HPM tentu tetap akan mempelajari dampak rencana kebijakan pembatasan konsumsi Pertalite ini apabila jadi diterapkan.

Billy menilai, tren di pasar otomotif saat ini sudah mulai mengarah pada produksi mobil-mobil dengan mesin lebih kecil namun tetap memiliki tenaga yang besar. Oleh karena itu, Honda sedang fokus untuk mengembangkan mobil dengan mesin yang lebih compact, hemat bahan bakar, dan ramah lingkungan.

“Di sisi lain, mobil tersebut juga tetap memiliki tenaga yang besar, misalnya dengan menerapkan teknologi turbo untuk beberapa model,” imbuh dia, Selasa (28/6).

Baca Juga: Mulai 1 Juli, Beli Pertalite & Solar Di Daerah Ini Wajib Daftar / Pakai My Pertamina

Lebih lanjut, Deputy Director Sales Operation and Product Management Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) Kariyanto Hardjosoemarto mengatakan, secara klasifikasi model-model Mercedes-Benz memang tidak cocok menggunakan BBM jenis Pertalite. Ini mengingat seluruh model pabrikan asal Jerman ini telah memenuhi standar bahan bakar minimal RON 95 ke atas.

“Jadi, rencana pelarangan tersebut tidak berpengaruh terhadap kendaraan kami,” kata dia, hari ini.

Di luar itu, saat ini MBDI juga tengah fokus pada mobil-mobil listrik yang akan diperkenalkan di Indonesia, sehingga akan berpengaruh langsung terhadap ekosistem kendaraan yang lebih ramah lingkungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×