kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.088.000   -7.000   -0,33%
  • USD/IDR 16.417   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.854   106,16   1,37%
  • KOMPAS100 1.101   16,96   1,56%
  • LQ45 805   9,90   1,25%
  • ISSI 268   3,89   1,47%
  • IDX30 417   5,18   1,26%
  • IDXHIDIV20 484   5,68   1,19%
  • IDX80 122   1,41   1,17%
  • IDXV30 133   1,64   1,25%
  • IDXQ30 135   1,48   1,11%

Sektor Mamin Tumbuh 6,15%, Industri Biskuit Diprediksi Stabil


Jumat, 12 September 2025 / 18:55 WIB
Sektor Mamin Tumbuh 6,15%, Industri Biskuit Diprediksi Stabil
ILUSTRASI. Supply komoditas pendukung seperti kokoa dan gandum berpotensi mengalami pertumbuhan, sejalan dengan industri makanan dan minuman yang tumbuh 6,5%


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Sejalan dengan kinerja positif sektor makanan minuman (mamin) sejak awal tahun, industri biskuit diprediksi mampu bertumbuh di tengah gejolak makro. 

Sektor mamin masih menjadi motor utama industri pengolahan nonmigas di Indonesia. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, kontribusi industri mamin mencapai 41% terhadap PDB industri nonmigas dan 6,94% terhadap PDB nasional pada kuartal II-2025.

Sepanjang periode tersebut, industri mamin tumbuh 6,15% secara tahunan (year on year/yoy) dengan nilai ekspor US$ 37,38 miliar. Meski masih mengimpor US$ 10,42 miliar, sektor ini tetap mencatat surplus perdagangan sebesar US$ 26,96 miliar. Pun dari sisi investasi, realisasi di sektor mamin mencapai Rp 46,17 triliun dalam periode yang sama.

Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kemenperin Merrijantij Punguan menyampaikan, potensi industri biskuit ikut terdorong dalam tren pertumbuhan positif ini.

“Targetnya industri biskuit bisa tumbuh sejalan dengan target industri nasional yakni 5,4% hingga akhir tahun,” ungkapnya, Kamis (11/9/2025). 

Baca Juga: Taiwan Temukan Residu Pestisida di Produk Indomie, BPOM Sebut Ada Perbedaan Regulasi

Apalagi, supply komoditas pendukung seperti kokoa dan gandum berpotensi mengalami pertumbuhan. 

Untuk kokoa, Merri memastikan pemerintah kini tengah mendorong kerja sama swasta untuk memperbaiki nilai produksi yang sempat menurun. Pun, Kemenperin kini tengah fokus mengejar target produksi kakao sebesar 1 ton per hektare per tahunnya. 

Sementara untuk gandum, komoditas ini diuntungkan dengan komitmen impor pertanian dari Amerika Serikat (AS) senilai US$ 4,5 miliar. Dengan tambahan impor ini, supply untuk produksi tepung sebagai bahan baku biskuit berpotensi ikut bertumbuh. 

Pelaku usaha produk biskuit juga melihat prospek yang cerah.

Head of Corporate & Government Affairs Mondelez Indonesia Marfusita Hamburgiwati menyebutkan bahwa segmen makanan ringan, termasuk biskuit, pada dasarnya selalu memiliki pasar yang luas.

“Trennya positif. Dari tahun ke tahun setelah tantangan pandemi dan kondisi ekonomi, permintaan konsumen terus membaik. Apalagi masyarakat Indonesia memang punya kebiasaan ngemil,” kata Marfusita, Kamis (11/9/2025). 

Baca Juga: Industri Mamin Tumbuh Pesat, MoreFood Expo Siap Sambut Peluang

Memang, Marfusita menilai saat ini industri biskuit tetap tak lepas dari tantangan, baik dari eksternal terkait iklim perdagangan, maupun risiko konsumsi yang dikhawatirkan masyarakat berdampak pada keseimbangan gizi dan kesehatan. 

Maka dari itu, Mondelez sebagai produsen Oreo dan berbagai merek biskuit global lainnya berupaya menjaga demand dengan mendorong kebiasaan ngemil yang bijak. Perseroan menyadari bahwa kontrol porsi konsumsi penting untuk diterapkan konsumen. 

“Kami juga terus memastikan penggunaan bahan baku yang tepat dan berkelanjutan. Ke depan, pertumbuhan kami rata-rata mengikuti pergerakan industri mamin nasional, yakni sekitar 6%,” tambah Marfusita.

Sejalan dengan itu, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) memastikan produksi biskuit tetap berjalan normal sejak awal tahun di tengah ketidakpastian harga bahan baku. 

Gejolak harga komoditas yang sempat terjadi sejak tahun lalu memang menjadi beban tersendiri bagi perseroan, ini terlihat dari peningkatan beban pokok penjualan pada semester I-2025 sebesar 16,51% YoY. Namun, dengan berbagai upaya penyesuaian harga, perseroan mengaku produksi tetap stabil.

“Produksi tetap aman, tidak ada gangguan. Penjualan kami juga masih tumbuh sekitar 9% di semester I-2025,” jelas manajemen Mayora kepada Kontan, Jumat (12/9/2025).

Baca Juga: Ekspansi Mayora (MYOR) ke AS Tetap Jalan, Meski Tarif Dagang Membayangi

Secara keseluruhan, Mayora menargetkan pertumbuhan penjualan sekitar 9% pada tahun ini, lebih tinggi dibandingkan proyeksi pertumbuhan industri mamin nasional.

Sejauh ini perseroan menilai permintaan dan penjualan biskuit masih menunjukkan tren positif. Namun, daya beli masyarakat secara keseluruhan dinilai tetap menjadi katalis penentu kinerja industri. 

“So far penjualan naik, bahan baku aman, tidak ada kendala pasokan. Tantangannya lebih ke kondisi ekonomi makro dan daya beli konsumen. Selama ekonomi tumbuh positif, industri mamin, termasuk biskuit, tetap stabil,” sebut manajemen.

Selanjutnya: RS Abdi Waluyo Perluas Layanan, Bidik Pasar Penyakit Pencernaan yang Kian Kompleks

Menarik Dibaca: Tips Merawat Kompor Kaca biar Awet dan Tetap Elegan di Dapur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×