kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   20.000   1,05%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Sektor pariwisata antisipasi kenaikan harga BBM


Minggu, 07 September 2014 / 11:14 WIB
Sektor pariwisata antisipasi kenaikan harga BBM
ILUSTRASI. Pahami 5 Cara Menghaluskan Telapak Kaki yang Pecah-Pecah


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

DENPASAR. Komponen pariwisata lebih fleksibel atau siap jika pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi asal disosialisasikan jauh sebelumnya dengan baik.

Pengamat dan praktisi pariwisata Bali, Ida Bagus Surakusuma di Denpasar, Jumat (5/9), mengatakan pihaknya siap mendukung kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM asal sebelumnya telah dikomunikasikan.

Dia mengatakan dengan komunikasi yang baik, kenaikan harga BBM tidak masalah, sehingga bisa diantisipasi dengan menaikkan nilai kontrak dengan mitra usaha di dalam dan luar negeri.

Oleh sebab itu, lanjut Surakusuma, sosialisasi dan kemunikasi rencana pemerintah menaikkan harga BBM itu sangat penting, sehingga komponen pariwisata dan semua pihak dapat melakukan antisipasi dengan baik.

Ida Bagus Surakusuma yang akrab disapa Gus Lolec menambahkan, biro perjalanan wisata (BPW) dan jasa pariwisata lainnya dalam mengantisipasi kenaikan BBM dengan menaikkan nilai kontrak dengan mitra usahanya di dalam dan luar negeri.

"Kenaikan nilai kontrak sesuai dengan kesepakatan mitra usaha 10-15% atau sedikit lebih tinggi dari kenaikan harga BBM," ujar Gus Lolec yang lebih dari 35 tahun bergelut dalam bidang pariwisata.

Dia menegaskan, yang menjadi permasalahan, jika pemerintah menaikkan harga BBM secara tiba-tiba tanpa sebelumnya ada komunikasi dan sosialisasi.

Kondisi yang demikian itulah menimbulkan kerugian bagi pengusaha pariwisata, karena belum sempat memperbaharui nilai kontrak dengan mitra usahanya di dalam dan luar negeri. "Kenaikan (harga) BBM tanpa diimbangi dengan menaikkan nilai kontrak dengan mitra usaha itulah yang bisa mengakibatkan kerugian besar," ujar Gus Lolec.

Namun, lanjut Gus Lolec, dengan adanya komunikasi dan sosialisasi terhadap rencana kenaikan harga BBM, kerugian seperti itu akan dapat dihindari.

"Jika pemerintah menaikkan harga BBM dengan perencanaan jauh sebelumnya, pengaruh tersebut secara perlahan dapat diatasi, tidak hanya menyangkut bidang pariwisata, tetapi juga di sektor lainnya," katanya. (

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×