kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sektor tambang lesu, pendapatan Intraco menurun


Rabu, 20 Agustus 2014 / 14:06 WIB
Sektor tambang lesu, pendapatan Intraco menurun
ILUSTRASI. Kontribusi penjualan mobil bekas Blue Bird terhadap total pendapatan saat ini masih terbilang kecil. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Edy Can


JAKARTA. Kinerja PT Intraco Penta berbanding lusur dengan permintaan alat berat tahun ini. Berdasarkan laporan keuangannya, importir alat berat ini mencatat pendapatan sebesar Rp 826,64 miliar pada semester ini. Perolehan laba sepanjang enam bulan pertama tersebut merosot 42,59% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 1,44 triliun.

Investor Relation INTA Imam Lyanto mengatakan penyebab menurunnya pendapatan karena sektor pertambangan masih lesu sehingga permintaan alat berat menurun. "Harga komoditas tambang belum membaik. Lalu ada aturan minerba, itu semua menurunkan permintaan alat berat," ujar Imam pada KONTAN, Selasa (19/8).

Sektor pertambangan masih menjadi kontribusi penjualan emiten berkode emiten INTA ini. Sektor tambang menyumbang 60% penjualan alat berat. Angka ini menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 70%. Lalu dari sektor konstruksi/infrastruktur sebesar 12% setelah sebelumnya hanya 4%.

Kemudian penjualan dari sektor agro sebesar 5%, setelah sebelumnya hanya 2%. Selain itu perusahaan juga mencatat penjualan di sektor transportasi yang mengantung 7% penjualan pada semester pertama tahun ini, setelah pada periode yang sama tahun lalu sebesar 1%.

Intraco juga menjual alat berat ke segmen industri umum dengan portofolio sebesar 10% setelah sebelumnya 5%. Sisanya penjualan ke sektor kehutanan sebesar 2%, setelah sebelumnya hanya 1%.

Berdasarkan data dari Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi) penjualan alat berat nasional pada semester pertama tahun ini adalah sebanyak 2.550 unit. Catatan tersebut terkoreksi 19,68% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar 3.175 unit. Jumlah tersebut merupakan total unit alat berat yang terdiri dari buldozer, excavator, mini dump truck dan lain-lain.

Penasihat Hinabi Pratojo Dewo mengatakan penurunan penjualan tersebut disebabkan karena masih lesunya sektor tambang yang mengakibatkan permintaan. "Tambang lebih lesu dibandingkan tahun lalu, permintaan alat berat juga menjadi berkurang," ujar Pratojo pada KONTAN, beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×