kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.950   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Sektor tambang lesu, penjualan truk kelas berat turun tahun ini


Minggu, 22 September 2019 / 12:28 WIB
Sektor tambang lesu, penjualan truk kelas berat turun tahun ini
ILUSTRASI. Gara-gara sektor tambang lesu, penjualan truk kelas berat turun pada tahun ini.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lesunya sektor tambang mempengaruhi pasar truk kelas berat. Direktur Penjualan dan Promosi Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) Santiko Wardoyo mengatakan, kondisi yang tidak bagus di sektor tambang, khususnya tambang batubara mengakibatkan penjualan truk Hino menurun.

"Dibandingkan tahun lalu turun sekitar 16,5%," kata Santiko ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (20/9).  Asal tahu saja, selama ini permintaan truk kelas berat Hino berasal dari berbagai wilayah pertambangan seperti Kalimantan dan Sumatra. Hitungan dia, sebesar 80% hingga 90% permintaan datang dari Kalimantan.

Penurunan penjualan mulai dirasakan sejak awal tahun. Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China menjadi salah satu pemicu lesunya sektor tambang. Santiko bilang, selama perang dagang masih berlangsung, penurunan penjualan truk kelas berat masih akan terjadi.

Baca Juga: Gara-gara kelebihan dimensi, Kemenhub potong truk di Bekasi

Oleh karenanya, hingga akhir tahun ini Hino tidak mau berharap banyak. Hino merasa kondisi pasar masih berat. Melihat permintaan yang lesu, Hino pun cenderung mengambil sikap wait and see hingga kondisi pasar kembali pulih.

Tidak hanya Hino, penurunan permintaan pasar juga dirasakan truk kelas berat Volvo. Chief Executive Officer PT Wahana Inti Selaras Bambang Prijono mengatakan hingga akhir tahun diproyeksikan penjualan truk berat Volvo mencapai 450 unit hingga 500 unit. Padahal tahun sebelumnya, penjualan bisa mencapai 600 unit.

Bambang juga melihat, lesunya sektor tambang menjadi pemicu utama lemahnya permintaan truk kelas berat. Pasalnya, hampir 90% pasar truk berat adalah sektor tambang.

Baca Juga: Mulai tahun 2020 truk dan bus tidak bisa sembarangan masuk jalan tol

Hingga akhir tahun ini, Bambang memprediksi, penjualan truk kelas berat Volvo maksimal sekitar 1.800 unit. Padahal di tahun lalu, penjualan bisa mencapai kurang lebih 2.400 unit. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×