Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tahun ini, emiten plat merah di sektor farmasi, yaitu PT Kimia Farma Tbk (KAEF) kembali akan melakukan evaluasi terhadap ritel apotek mereka. Terutama bagi apotek yang tidak menghasilkan profitabilitas.
Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Utama KAEF Djagad Prakasa Dwialam dalam paparan publik yang dilaksanakan Selasa (25/06).
"Kalau pertanyaannya apakah mungkin (ada penutupan apotek)? Kami secara perusahaan selalu terus menerus evaluasi unit-unit usaha kita yang menciptakan profitabilitas. Termasuk juga di apotek-apotek. Memang ada apotek yang profitabilitasnya tinggi, baik karena size obatnya, lokasinya, masyarakat sekitar," katanya.
Tetapi, ada juga apotek yang belum menghasilkan. KAEF juga mengevaluasi apotek-apotek ini dan ada yang telah ditutup
"Jumlahnya juga bervariasi, tergantung kondisi. Tapi tujuannya adalah untuk menyehatkan perusahaan keseluruhan," tambah Djagad.
Baca Juga: Mengenal Dirut Baru Kimia Farma (KAEF) Djagad Prakasa Dwialam
Tetapi Djagad tidak memberi angka pesti mengenai apotek yang akan ditutup tahun ini. Meski begitu, dia mengungkap sistem penutupan apotek juga bisa berbentuk relokasi, jadi mencarikan tempat baru yang lebih strategis agar bisa mendukung penjualan.
Asal tahu saja, selain akan menutup beberapa apotek, langkah penyehatan KAEF secara berkala akan menutup 5 dari 10 pabriknya yang saat ini hanya memiliki utilitas di angka 40%.
Direktur Produksi dan Supply Chain Kimia Farma Hadi Kardoko mengatakan bahwa keputusan itu tidak akan terjadi dalam waktu yang dekat. Proses memerlukan 2-3 tahun.
"Mengenai rasionaliasi yang kita lakukan dari 10 menjadi 5, itu kan dampaknya adalah utlisiasi pabrik jadi di atas 40%. Kita gabungkan dia, akan meningkat, itu salah satu poin contoh konkretnya," kata Hadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News