Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemarin (6/9), Esemka Bima resmi meluncur. Sebagai produsen, PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) juga mengantongi Tanda Pendaftaran Tipe (TPT) yang Kementerian Perindustrian terbitkan untuk lima jenis kendaraan roda empat lainnya.
“Empat di antaranya merupakan kendaraan komersial tipe pikap single cabin yang diberi nama Esemka Bima, lalu satu tipe penumpang double cabin yang diberi nama Digdaya, dan satu tipe lagi kendaraan penumpang minivan dengan nama Borneo,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis, Jumat (6/9).
Sebagai prinsipal otomotif nasional, Airlangga menjelaskan, saat ini PT SMK telah memiliki fasilitas produksi yang telah siap beroperasi. Misalnya, lini pengecatan bodi, lini perakitan mobil tipe monocoque, tipe chassis, gasoline engine, diesel engine, transmisi, dan axle.
Baca Juga: Resmikan pabrik Esemka, Jokowi: Mendukung merek lokal, itu jawabannya
Kemudian, ada juga lini penyambungan transmisi motor diesel dan motor bensin, lini pengujian kendaraan statis atau elektronik, dan lini pengujian jalan. Terus, lini perbaikan kendaraan pascauji, area stock yard, show room, dan fasilitas pendukung lainnya.
Tentunya, fasilitas produksi yang PT SMK miliki sebagai produsen mobil sudah membawa pada suatu tahapan yang lebih maju dan layak untuk bisa memproduksi kendaraan roda empat. "Ini kabar yang menggembirakan bagi industri otomotif di Tanah Air,” ungkap Airlangga.
Presiden Joko Widodo, kemarin (6/9) hadir dalam peresmian pabrik PT SMK di Solo, Jawa Tengah. Pada tahun pertama, PT SMK akan memproduksi sebanyak 3.500 unit pikap Esemaka Bima, dengan kapasitas produksi total sebesar 12.000 unit per tahun.
Airlangga menegaskan, otomotif merupakan salah satu sektor yang pemerintah prioritaskan pengembangannya dalam peta jalan Making Indonesia 4.0. Sehingga, Kemeterian Perindustrian (Kemenperin) akan terus mendorong industri otomotif Tanah Air agar semakin berdaya saing, serta mampu berkontribusi lebih besar pada perekonomian nasional.
Salah satu upaya yang Kemperin lakukan adalah, dengan terus memacu pertumbuhan industri komponen otomotif lokal, yang akan menjadi supply chain (rantai pasok) bagi industri perakitan kendaraan dalam negeri. “Kemenperin juga terus mendorong ketersediaan bahan baku untuk industri komponen otomotif, sehingga tidak perlu impor," imbuh Airlangga.
Baca Juga: Wah, Esemka siap produksi massal
Kemudian, Airlangga menambahkan, sesuai dengan prioritas Presiden, Kemenperin terus memacu peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) bidang otomotif melalui program Industrial Revolution (IR) 4.0 maupun program Tokuteiginou yaitu pemagangan di Jepang.
Kemenperin pun bertekad mendorong agar Esemka bisa meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri (TKDN). “Mobil buatan anak bangsa ini diharapkan tidak banyak didominasi oleh komponen impor, sehingga TKDN harus menjadi prioritas Esemka," ujar Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin Harjanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News