Reporter: Ratih Waseso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kelesuan ekonomi yang prediksi bakal berlangsung hingga tahun depan. Di tengah kelesuan, penguatan jejaring ekonomi masyarakat menjadi penting, terutama dalam menjamin daya beli masyarakat dan tenaga kerja, Salah satunya dari keberadaan warung.
Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM menyebut, warung-warung yang ada dengan jumlah yang bahkan jutaan dapat menjadi jaringan distribusi pangan. "Warung-warung yang ada saat ini, bisa menjadi jaringan distribusi pangan dari Bulog misalnya, sehingga efektif dalam menjaga inflasi bahan pokok," kata Teten dalam siaran pers, Sabtu (14/12).
Masalah pembiayaan masih menjadi kendala UMKM. Oleh karena itu Kementerian Koperasi dan UKM menyiapkan skim pembiayaan di tiap level. Misalnya warung di level mikro sudah banyak disediakan pembiayaan mikro seperti Mekaar dan UlaaM, dari Permodalan Nasional Madani (PNM), lalu dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP) ada pembiayaan Ultra Mikro (UMi).
"Selain itu juga ada KUR 2020 dengan bunga 6% dan plafon terendah tanpa agunan Rp 50 juta. Juga ada BLU yang sebanyak total Rp 30 triliun di beberapa Kementerian, termasuk di kami ada LPDB akan membantu pembiayaan bagi usaha mikro termasuk warung," kata Teten.
Baca Juga: Tokopedia gandeng Warung Pintar gelar Festival Gerakan Warung Nasional
Tak hanya pembiayaan, Kemenkop UKM akan mencoba membantu lewat aplikasi. Saat ini sudah banyak perusahaan e-commerce yang punya ide aplikasi yang memungkinkan warung punya suplai bahan dari pabrik sehingga dari segi harga bisa bersaing. "Karena banyak warung mati lantaran tak bisa bersaing dengan ritel modern, baik dari sisi kenyamaan, barang dijual dan harga," kata dia.
Founder Sahabat Ekonomi Rakyat (Sahara) dan Ketua Umum Inkowapi Sharmila Yahya mengakui akses permodalan memang kerap kali menjadi kendala pengembangan warung. Adanya KUR dengan bunga 6% turut membantu. Namun ia mengingatkan masih adanya masalah agunan yang menjadi kendala.
"Kami minta arahannya ke Pak Menkop Teten memungkinkan Inkopwapi sebagai salah satu penyalur KUR. Karena kalau di bank lebih sulit persyaratannya. Selama ini kami bekerja sama dengan BNI, jadi Sahara yang mencairkan pinjaman berupa barang melakukan distribusi ke warung-warung binaan kami," kata dia.
Di koperasinya, ada dua metode penyaluran bantuan permodalan. Pertama senilai Rp 50 juta berupa barang dagangan memasok barang sembako. Kedua senilai Rp 20 juta dengan membantu 50.000 warung sekitar mencapai Rp 100 miliar dengan biaya administrasi senilai 3% setahun. Kalau ini bagus akan dilanjutkan ke KUR," katanya.
Baca Juga: Kemenkop dan UKM dorong 3,5 juta warung untuk naik kelas
Guna menunjukan eksistensi warung-warung di Indonesia, maka digelar Gebyar 10.000 Warung yang diinisiasi komunitas Sahara dan Induk Koperasi Wanita Indonesia (Inkopwapi), di Lapangan Banteng, Jakarta.
CEO Sahara Farah Savira mengatakan, dengan mengusung tema Perkuatan Keagenan dan Permodalan, Gebyar 10.000 warung diharapkan bisa menjadi ajang silahturahmi bagi warung-warung Sahara yang tersebar di Wilayah Jabodetabek dan juga beberapa kota di jawa, seperti Brebes dan Rembang.
“Dalam waktu satu dekade terakhir, perkembangan komunitas Sahara cukup signifikan. Hingga kini kami mampu membina 10.000 warung," imbuh Farah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News