kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Selamat Sempurna (SMSM) Incar Kenaikan Penjualan Bersih 10% pada Tahun 2022


Rabu, 06 April 2022 / 14:42 WIB
Selamat Sempurna (SMSM) Incar Kenaikan Penjualan Bersih 10% pada Tahun 2022
ILUSTRASI. Filter oli SAKURA produksi PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM).


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen komponen, PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) membidik kinerja yang lebih baik pada tahun 2022. Sekadar informasi, pada tahun 2021 lalu pendapatan neto SMSM tumbuh 29% (yoy) menjadi Rp 4,16 triliun. Di saat yang sama, laba bersih perusahaan ini naik 36% (yoy) menjadi Rp 662 miliar.

Chief Financial Officer Selamat Sempurna Ang Andri Pribadi memperkirakan, kondisi bisnis di tahun ini dapat tumbuh lebih baik dibandingkan tahun 2021. Manajemen SMSM pun menargetkan pertumbuhan penjualan neto sekitar 10% pada tahun 2022.

“Sedangkan untuk laba, kami menargetkan dapat mempertahankan marjin laba yang telah dicapai pada tahun sebelumnya,” ungkap dia, Selasa (5/4).

Manajemen SMSM akan terus melanjutkan program efisiensi biaya atau cost reduction program (CRP) yang telah berjalan selama ini. Selain itu, SMSM terus meningkatkan kerja sama dengan distributor untuk lebih fokus pada pengembangan pasar, memenuhi permintaan secara tepat waktu, dan melakukan efisiensi produksi agar harga produk SMSM tetap kompetitif.

Baca Juga: Dorong Kinerja, Agung Podomoro Land (APLN) Maksimalkan Pendapatan Berulang di 2022

Andri menambahkan, faktor pendorong utama kinerja SMSM di tahun ini berasal dari pasar ekspor yang potensinya masih sangat besar. Ini mengingat sekitar 70% penjualan neto SMSM ditujukan untuk pasar ekspor. Di antaranya kawasan Asia, Amerika, Eropa, Australia, dan Afrika.

SMSM turut merasakan sejumlah tantangan global yang bisa mempengaruhi kelangsungan kegiatan ekspor perusahaan di tahun ini. Misalnya, konflik Rusia-Ukraina yang menimbulkan ketidakpastian ekonomi global. Kenaikan harga komoditas, khususnya minyak mentah, yang akan mempengaruhi kenaikan harga bahan baku utama produk perusahaan.

Di samping itu, ketersediaan kontainer yang minim dan kenaikan harga freight yang signifikan untuk kargo pengiriman impor-ekspor juga bisa mempengaruhi kinerja SMSM. Tak ketinggalan, perkembangan terkini pandemi Covid-19 juga masih menjadi perhatian bagi SMSM.

Dari situ, Andri menilai bahwa potensi peningkatan permintaan di pasar ekspor tetap terbuka, namun kondisi global yang masih diliputi ketidakpastian akan memberi pengaruh besar, terutama untuk penjualan ke negara-negara yang terlibat konflik geopolitik.

Baca Juga: Pakuwon Jati (PWON) Kantongi Laba Bersih Rp 1,38 Triliun pada 2021

“Perluasan pangsa pasar ekspor tetap ada, namun kami tetap fokus pada penetrasi pasar ekspor yang sudah ada saat ini,” terang dia.

Lebih lanjut, Andri bilang bahwa dana capital expenditure (capex) tahunan atau belanja modal SMSM di tahun ini dianggarkan sekitar Rp 100 miliar. Dana tersebut bersumber dari arus kas internal perusahaan. SMSM berencana menggunakan capex tersebut untuk line balancing, penggantian mesin, pembaharuan mesin, otomatisasi mesin, dan lain sebagainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×