Reporter: Vina Elvira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Selaras Medika Digital Indonesia (SMDI), distributor tunggal produk alat kesehatan Non-Invasive Vascular Analyzer (NIVA) milik PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk (SCNP) menggandeng PT Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) untuk mempercepat pemasaran NIVA ke seluruh Indonesia.
NIVA merupakan sebuah perangkat non-invasif karya Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (STEI-ITB) yang berperan penting dalam pencegahan dan deteksi dini risiko penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular).
Berbasis teknologi ini, NIVA mampu mengukur 15 parameter kesehatan kardiovaskular termasuk kekakuan arteri, tekanan darah sentral, serta fungsi endotel.
Baca Juga: Simak Jadwal Pembagian Dividen Selaras Citra Nusantara (SCNP) Senilai Rp 1,25 Miliar
NIVA berpotensi besar dalam mendukung program kesehatan Pemerintah, terutama dalam hal pencegahan dan deteksi dini penyakit kardiovaskular, yang mana penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyebab kematian utama di Indonesia.
Direktur Utama KFTD Djagad Prakasa Dwialam menyatakan, pihaknya optimistis alat kesehatan NIVA ini akan diterima dengan baik oleh pasar.
Dengan jaringan 48 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, KFTD berupaya untuk meningkatkan pemerataan akses alat kesehatan, termasuk produk NIVA.
Sebagai target jangka pendek, KFTD akan memetakan terlebih dahulu daerah-daerah yang menjadi sasaran utama. Terutama kota-kota besar yang berada di Pulau Jawa.
Baca Juga: SCNP Sebut Peraturan Pembatasan Impor Untungkan Produsen Lokal
“Setelah itu kami akan lakukan pemasaran bersama, dilanjutkan ke daerah-daerah secondary terutama di kabupaten maupun kecamatan-kecamatan yang bukan di kota-kota besar,” ungkap Djagad, dalam konferensi pers, Kamis (6/6).
Kemitraan ini diproyeksikan akan memperluas distribusi produk NIVA secara nasional, sehingga masyarakat di seluruh wilayah Indonesia dapat memperoleh manfaatnya secara inklusif dan berkelanjutan.
Direktur Utama SMDI Yani Motik menambahkan, sebelum menggandeng KFTD, SMDI sudah lebih dulu melakukan market trial selama tahun 2023.
Ia mengklaim, serapan pasar cukup baik yang tercermin dari terjualnya sebanyak 60 unit NIVA dalam kurun waktu satu tahun.
Baca Juga: Sparepart Masih Impor, SCNP Gunakan Cara Ini untuk Tekan Cost Produksi
Atas dasar pencapaian itu, SMDI pun optimistis permintaan dari produk NIVA akan meningkat pesat ke depannya.
“Yang menyambut itu dari Rumah Sakit (RS) vertikal yang related to goverment, juga RS swasta, klinik-klinik, baik yang negeri maupun swasta menyambut dengan baik. Cakupan area yang tertarik memang masih di Pulau Jawa, tapi ada juga permintaan dari Sumatera dan Bali. Jadi kami ingin menggandeng KFTD untuk mempercepat perluasan pemasaran,” tambah Yani.
Sementara itu, Manajemen SCNP juga optimitis kinerja sektor alkes-nya akan bertumbuh pesat pada tahun ini.
Pada mulanya, SCNP menargetkan porsi penjualan produk alkes sebesar 30% dari total penjualan, dengan 70% sisanya berasal dari produk alat rumah tangga.
Baca Juga: Selaras Citra Nusantara (SCNP) Lakukan Sejumlah Strategi untuk Pertahankan Laba
Namun, dengan adanya kerja sama ini, pihaknya meyakini dapat mencapai porsi yang lebih besar dari 30% hingga penghujung tahun nanti.
“Kami manajemen SCNP bangga dapat bekerjasama dengan STEI-ITB dalam menciptakan produk alat kesehatan yang bernilai TKDN signifikan, yang dilanjutkan dengan kolaborasi bersama KFTD dalam upaya distribusi alat kesehatan kepada masyarakat di Indonesia. Kolaborasi ini merupakan wujud nyata komitmen kami untuk tetap konsisten dan sustain dalam berinovasi dan menyediakan solusi kesehatan yang bermutu dalam industri kesehatan nasional,” ujar Direktur Utama SCNP Richard Ong.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News