Sumber: KONTAN |
JAKARTA. Direktur Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi Departemen ESDM Bambang Setiawan memastikan sembilan perusahaan dalam negeri berminat mengakuisisi Tambang Maruwai milik BHP Billiton.
"Beberapa yang lapor ke saya itu, ada Grup Medco, Adaro Energy, dan Bumi Resources. Kalau perusahaan asingnya saya tidak tahu," kata Bambang, Kamis (27/8).
Bambang menjelaskan, Pemerintah tidak ikut campur dalam negosiasi bisnis perusahaan peminat dengan pihak BHP Billiton. Tapi, ia berharap, perusahaan dalam negeri dapat memenangkan persaingan memperebutkan tambang tersebut.
Terhitung 9 Juni lalu, BHP Billiton berniat menjual tambang batubara Maruwai, Kalimantan Tengah. Perusahaan tambang asal Australia ini menilai Maruwai, yang memiliki tujuh wilayah Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B), tidak strategis dan ekonomis baginya.
"BHP menilai Maruwai secara strategis tidak layak dikembangkan. Opsi-opsi untuk tambang itu sedang dibahas, salah satunya adalah menjual tambang tersebut kepada perusahaan yang berminat," kata Indra Diannanjaya, Manajer Hubungan Eksternal BHP Billiton. Indra belum dapat memastikan berapa harga jual yang akan ditetapkan BHP bagi tujuh wilayah PKP2B tersebut.
Selain melego tambang, imbuh Indra, perusahaannya juga sedang menimbang opsi lain. Yakni, apakah mengembalikannya ke Pemerintah atau bekerjasama dengan Pemerintah Indonesia untuk mengembangkannya.
Namun yang pasti, selama proses evaluasi tersebut dilakukan, sebanyak 450 orang karyawan BHP terancam di PHK. Pasalnya, di Indonesia, BHP tidak memiliki proyek tambang batubara selain di Maruwai.
Jika pada akhirnya BHP menjual Maruwai, maka pilihan tersebut sekaligus menandakan hengkangnya BHP dari Indonesia.
Proyek Batubara Maruwai terdiri dari tujuh PKP2B yang diterbitkan dalam kurun waktu 1998 sampai 2000. Dari ketujuh PKP2B itu, BHP baru membangun Tambang Haju di bawah bendera PT Lahai Coal. Tambang yang memiliki kandungan 5,4 juta metrik ton batubara ini awalnya dibangun untuk menjadi pelopor pengembangan tambang batubara metalurgi skala besar milik BHP.
Konstruksi tahap pertama proyek ini sudah dilakukan Juni 2008 lalu dengan menelan investasi sebesar US$ 100 juta.
BHP sebenarnya juga tengah melakukan uji kelayakan di blok Lampunut dengan bendera PT Maruwai Coal. Lampunut diperkirakan memiliki kandungan batubara berkalori tinggi sebanyak 100 juta metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News