kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Semen Indonesia Jaga Harga Jual


Kamis, 04 Juli 2013 / 07:00 WIB
Semen Indonesia Jaga Harga Jual
ILUSTRASI. Logo Jasa Marga


Reporter: Herlina KD, Aceng Nursalim | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Kenaikan harga energi seperti Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan tarif tenaga listrik (TTL) membuat beban produksi PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) ikut terdongkrak. Mau tak mau, perusahaan harus mengerek harga jualnya. Meski begitu, kenaikan harga jual masih di bawah angka inflasi.

Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia Tbk, Agung Wiharto bilang, kenaikan harga BBM bersubsidi berdampak berat bagi perusahaan. Pasalnya, "Struktur konsumen yang ada masih besar di sektor ritel. Penurunan daya beli masyarakat akan berdampak besar," katanya kepada KONTAN, Rabu (3/7).

Menurut Agung, dalam struktur biaya produksi perusahaan, biaya transportasi menyumbang sekitar 17% dari total biaya produksi. Dari jumlah itu, sekitar 40% adalah biaya BBM. Sedangkan biaya listrik berkontribusi sekitar 11% dari total biaya produksi.

Agung bilang, kenaikan TTL tak banyak berpengaruh bagi perusahaan. Sebab, sebagian besar listrik perusahaan berkode emiten SMGR ini telah menggunakan listrik industri.

Untuk menyiasati kenaikan biaya produksi, Agung bilang, perusahaan melakukan efisiensi. Namun, untuk menjaga margin, SMGR memakai patokan kenaikan inflasi untuk menaikkan harga jual produk. "Sampai Juni, kenaikan harga produk kami masih di bawah 2%," katanya.

Agung bilang SMGR tetap akan menjaga kenaikan harga di bawah angka inflasi hingga akhir tahun ini. Ini dilakukan agar daya beli masyarakat tak tergerus. Catatan saja, tahun ini, pemerintah mematok asumsi inflasi sebesar 7,2%.

Kenaikan harga BBM bakal berdampak pada daya beli semen di tingkat ritel sekitar satu sampai tiga bulan ke depan Tapi, kata Agung, permintaan dari sektor ini bakal pulih dalam lima bulan pasca kenaikan harga BBM bersubsidi.

Selama Januari hingga Mei 2013, volume penjualan SMGR mencapai 10 juta ton. "Bulan Juni ini, kami perkirakan penjualan kami sekitar 1,9 juta ton hingga 2 juta ton," kata Agung. Artinya, sampai semester I-2013, penjualan semen SMGR diperkirakan mencapai 12 juta ton.

Sampai akhir tahun ini, SMGR mematok target penjualan semen sekitar 24 juta ton hingga 25 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×