Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Dibandingkan dengan realisasi produksi pada periode yang sama tahun lalu, kinerja produksi batubara para pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) sepanjang semester I tahun 2016 merosot.
Data dari Kementerian ESDM menunjukkan, produksi PKP2B periode Januari-Juni 2016 hanya mencapai 101,22 juta ton. Jumlah tersebut anjlok 29,55% dibandingkan dengan produksi Januari-Juni 2015 sebanyak 143,68 juta ton.
Turunnya produksi tersebut, salah satunya dipicu kinerja ekspor batubara pada tahun ini yang merosot dibandingkan tahun lalu.
Pada semester pertama tahun ini, ekspor batubara baru mencapai 80,22 juta ton. Angka ini turun sebesar 31,63% dibandingkan realisasi ekspor pada semester I tahun 2015 sebanyak 117,328 juta ton.
Di sisi lain, penyerapan batubara untuk kebutuhan dalam negeri (domestic market obligation/DMO) justru mengalami peningkatan sebesar 8,23% dari 23,58 juta ton menjadi 25,52 juta ton.
Meskipun begitu, kenaikan realisasi DMO tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja produksi secara keseluruhan.
"Ekspornya turun 32 juta ton atau 30%, tapi domestik naiknya hanya 2 juta ton atau 8%," kata Sujatmiko, Kepala Pusat Komunikasi Publik (Kapuskom) Kementerian ESDM di Kantor Kementerian ESDM, Kamis (14/7).
Sementara itu, untuk data produksi dan penjualan dari perusahaan pemegang lisensi Izin Usaha Pertambangan (IUP), belum ada keterangan resmi dari Kementerian ESDM karena pelaporan dari perusahaan yang belum selesai.
Deputi Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia menyatakan, pasar ekspor batubara sebenarnya masih memiliki peluang untuk meningkat pada tahun ini.
"Kemungkinan ada peningkatan permintaan dari India," katanya.
Selain itu, masih ada harapan pasokan semakin berkurang akibat harga batubara yang terlalu rendah. Pasalnya, hal tersebut otomatis memaksa tambang-tambang skala kecil mengehntkan produksinya karena tidak ekonomis lagi.
Menurutnya, dengan terus berkurangnya stok dan pasokan, maka harga batubara akan mulai merangkak naik.
Seperti diketahui, memasuki semester II tahun 2016, harga batubara acuan (HBA) melanjutkan tren positif dengan berada di level US$ 53 per ton atau naik 2,29% dibandingkan dengan HBA Juni 2016 senilai US$ 51,81.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News