Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar properti di pinggiran Jakarta seperti Tangerang, Depok, Bogor dan Bekasi akan semakin menggeliat sejalan dengan pengembangan infrastruktur dan bertambahnya fasilitas-fasilitas baru di wilayah penyangga tersebut.
Data konsultan properti, Jones Lang Lasalle (JLL) menunjukkan, penjualan properti landed house di kawasan township pinggiran Jakarta selama semester I-2018 mengalami peningkatan dibandingkan semester sebelumnya.
"Jumlah unit yang terjual pada semester I-2018 mengalami peningakan sedikit menjadi sekitar 6.000 unit," kata James Taylor, Head of Research JLL di Jakarta, Rabu (8/7).
Penjualan rumah tapak untuk kawasan township masih didominasi oleh wilayah Kabupaten Tangerang dan didominasi pasar end user. James bilang, sekitar 72% rumah yang dipasarkan pada paruh pertama tahun berada di wilayah tersebut. Adapun tipe hunian yang paling banyak diburu adalah 2 kamar dan 3 kamar dengan harga direntang Rp 600 juta sampai Rp 2 miliar.
Sementara, Vivien Harsanto, Head of Advisory JLL Indonesia mengatakan, geliat properti di wilayah pinggiran Jakarta akan terjadi di kawasan yang didukung oleh infrastruktur atau memiliki pengembangan fasilitas yang memadai.
"Masing-masing greater Jakarta memiliki kekuatan kekhasan masing-masing sehingga tidak bisa disebut mana yang paling bagus. Namun, untuk penyerapan tentu masih ada di wilayah Tangerang karena sudah lebih matang," kata Vivien.
Vivien melihat perkembangan pasar properti di pinggiran Jakarta memang saat ini memang tidak hanya dilihat dari sisi infrastruktur saja. Wilayah Sentul menurutnya semakin bergerak karena didukung oleh penambahan fasilitas. Kehadiran Aeon Mall disana yang sebentar lagi akan beroperasi diperkirakan akan membawa efek bagi industri properti di sana.
Beberapa pengembang besar mulai melakukan ekspansi besar-besar di wilayah penyangga Jakarta. Selama semester I 2018, tercatat ada dua township baru yang diluncurkan yaitu Millenium City di Parung Panjang Kabupaten Bogor dengan rencana pengembangan 3.000 hektar (ha) dan Madinah City di Bekasi dengan rencana pengembangan 1.000 ha.
Millenium City dikembangkan oleh PT Hanson International Tbk (MYRX) bersama dengan Century Properties Group, perusahaan milik konglomerat Tan Kian. Proyek ini resmi diluncurkan pada pada April 2018 lalu dengan memasarkan rumah tapak dengan harga mulai Rp 600 juta.
Sementara, Madinah City adalah merupakan kawasan hunian berbasis syariah yang dikembangkan oleh PT Darusalam Madani Properti. Kawasan ini telah diluncurkan sejak April 2018 lalu dengan memasarkan hunian mulai dari Rp 269 juta dengan tipe 27/70.
Sementara itu, Harita Group, perusahaan konglomerasi yang dimiliki dan dikendalikan oleh keluarga Taipan Lim Hariyanto Wijaya Sarwono akan masuk ke Kawasan Sentul City mengembangkan bisnis properti lewat anak usahanya PT Cipta Harmoni Lestari.
Mereka akan mengembangkan kawasan hunian seluas 24,6 ha dengan menggandeng pengembang asal Singapura, Perennial Real Estate Holdings (Perennial) yang meliputi kondominium dengan total luas bangunan 147.000 meter persegi (m²) dan perumahan sebanyak 1.700 unit. Proyek itu akan menelan investasi $$ 153,4 juta atau sekitar Rp 1,6 triliun.
Cipta Harmoni Lestari juga tercatat sedang mengembangkan kawasan perumahan di Tangerang Selatan bertajuk Serpong Banara lewat PT Serpong Bangun Cipta (SBC).
Marketing Director SBC, Andreas Audyanto mengatakan, pengembangan proyek Sentul itu akan dimulai tahun ini. Mereka mulai pelakukan pengembangan disana karena melihat prospek kawasan Sentul City sangat menarik walaupun pengembangan infrastruktur Light Rail Transit (LRT) belum sampai ke sana.
Cipta Harmoni Lestari terdorong untuk mulai melakukan pengembangan di Sentul City tahun ini karena kawasannya dinilai sudah cukup berkembang. "Sentul City sudah berbeda sekarang, Aeon Mall akan beroperasi sebentar lagi di sana yang pastinya akan jadi magnet yang cukup besar bagi area Bogor. Sampoerna Academy yang akan beroperasi tahun ini akan makin melengkapi fasilitas pendidikan di sana," terang Audy.
Adapun PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) akan ekpansi ke wilayah Bekasi. Namun, berbeda dengan pengembang lain yang mengembangkan landed house dan menguasai lahan besar. Pengembang Kota Kasablanka itu justru akan hadir dengan pengembangan kawasan superblok di lahan seluas 3,6 ha. Di sana akan dibangun empat tower apartemen dengan total luas area 118.000 m², mall 71.000 m², dan hotel bintang empat sebanyak 330 kamar.
Proyek ini akan mulai dibangun tahun 2019 dan diperkirakan akan menelan investasi Rp 1,8 triliun. Pakuwon teratrik masuk Bekasi karena lokasi lahannya cukup strategis didukung oleh infrastruktur.
"Proyek di Bekasi ini memang cukup strategis karena hanya 300 meter dari stasiun LRT dan dekat dengan pintu tol Bekasi Barat." kata Stephanus Ridwan, Presiden Director Pakuwon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News