kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Semester I, kinerja bisnis Martina Berto (MBTO) kurang kinclong


Kamis, 13 September 2018 / 19:07 WIB
Semester I, kinerja bisnis Martina Berto (MBTO) kurang kinclong
ILUSTRASI. Ilustrasi Bisnis Kecantikan


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebutuhan pasar kosmetik terus meningkat. Dengan meningkatnya ekonomi Indonesia dan juga populasi generasi muda menjadi peluang bagi perusahaan kosmetik asing untuk penetrasi ke pasar Indonesia.

Namun, ditengah peluang tersebut PT Martina Berto Tbk (MBTO) justru mengalami kinerja yang negatif di pertengahan tahun ini. Emiten berkode saham MBTO ini terpaksa menelan pil pahit di semester pertama 2018. 

MBTO merugi Rp 21,65 miliar pada semester pertama tahun ini. Padahal di semester pertama tahun lalu MBTO masih mencetak laba bersih Rp 3,43 miliar.

Bryan David Emil, Direktur Utama Martina Berto menjelaskan penurunan kinerja di semester I-2018 tidak akan berlanjut sampai akhir tahun. "Secara pendapatan akan naik
5% sampai 7% sesuai dengan pertumbuhan ekonomi. Sedangkan untuk kerugian memang akan minus, tapi secara presentase tidak akan sebesar semester I-2018 kemarin," kata Bryan kepada Kontan.co.id, Kamis (13/9).

Menurutnya ada perbaikan kinerja yang didorong oleh beberapa hal. Mulai dari produk baru yang diluncurkan, dan juga produk lama yang diubah kemasannya. Mengingat
konsumennya saat ini masih besar yang berada di atas umur 30. Sehingga lebih bisa memikat konsumen generasi millenial. 

"Secara umur kami mau produk kami juga digunaan oleh orang yang berumur 30 tahun kebawah. Tapi yang diatas 30 namun jiwanya muda tentu bisa juga menggunakannya," ungkap Bryan.

Saat ini MBTO punya Brand yang menjadi andalan. Diantaranya Rudy Hadisuwarno Cosmetics,Sari Ayu Martha Tilaar atau M.T,Biokos M.T,Caring Colours M.T,Solusi Martha
Tilaar,Dewi Sri Spa M.T,Mirabella,PAC M.T. Secara segmentasi, perusahan ini tetap mengincar semua segmen konsumen, baik menengah ke bawah maupun menengah ke atas.

Sedangkan secara komposisi penjualan, Bryan mengaku tidak akan banyak perubahan dibanding tahun lalu. Dalam keterbukaan informasi (12/9), Pada tahun 2017 ada 4 kategori yang mengalami kenaikan penjualan, yaitu color cosmetics, cologne & fragrance dan toll manufacturing. 

Pada semester I-2018 hampir semua kategori mengalami penurunan, kecuali jamu/herbal dan toll manufacturing. "Produk kecantikan dan toll manufacturing tentu masih yang besar," jelasnya.

Untuk jaringan distribusi, tahun ini MBTO belum ada penambahan gerai. Saat ini, Martina Berto sudah memiliki 30 gerai Martha Tilaar Shop di 11 kota di Indonesia. Namun untuk proyek renovasi gerai masih tetap berjalan.

Dalam keterbukaan informasi, manajemen Martina Berto menjelaskan memasuki tahun 2018 selain daya beli belum pulih, trend kenaikan harga energi, tapering off dan kebijakan tariff masuk Trump serta deficit neraca perdagangan membuat pelemahan kurs Rupiah yang menyebabkan kenaikan biaya produksi.

Karena biaya produksi makin tinggi, sedangkan volume penjualan tidak dapat didongkrak tanpa promo atau discount. Untuk menyelamatkan margin yang makin tipis Perseroan
berusaha menargetkan segmen yang lebih tinggi dengan meluncurkan produk baru dengan kualitas lebih lebih tinggi, walaupun tetap melayani segmen yang sudah ada.

Namun untuk penetrasi segmen pasar baru belum bisa serta merta langsung dirasakan hasilnya. Disamping butuh upaya pemasaran yang lebih intens, segmen yang lebih tinggi lebih selektif dalam memilih merek dan produk serta pasarnya tidak seluas segmen di bawahnya.

"Kami berusaha untuk tidak menaikkan harga jual dan kami berharap nilai tukar Rupiah bisa stabil," jelas Bryan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×