Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) mengklaim kinerjanya terus meningkat, sehingga optimistis di tahun 2020 akan mencetak laba bersih sekitar US$ 800 juta dan EBITDA lebih dari US$ 7 miliar.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan bahwa meskipun perusahaan terdampak triple shock karena pandemi Covid-19, namun seluruh lini bisnis terus bergerak menuntaskan target tahun 2020 sesuai KPI yang ditetapkan pemegang saham.
Sebelumnya pada semester 1/2020 lalu, Pertamina sempat mencatatkan kerugian bersih. Namun memasuki paruh kedua 2020, Nicke menyebut Pertamina melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja, sesuai dengan arahan Menteri BUMN. Yaitu melakukan transformasi, efisiensi, dan akuntabilitas secara konsisten. Sehingga di penghujung tahun 2020 bisa mencetak laba bersih.
Baca Juga: Kejar target bauran EBT 23%, Pertamina kebut proyek-proyek energi baru terbarukan
Nicke menuturkan, Pertamina juga melakukan pengelolaan hutang dalam upaya untuk mempertahankan rasio keuangan yang sehat, hasilnya menunjukkan prognosa rasio hutang akhir tahun 2020 tetap terjaga baik dengan tren yang masih kompetitif dibandingkan dengan perusahaan migas nasional maupun internasional lainnya.
Dengan posisi keuangan ini, tiga lembaga pemeringkat internasional yaitu Moody's, S&P dan Fitch kembali menetapkan Pertamina pada peringkat investment grade masing-masing pada level baa2, BBB dan BBB.
"Penilaian International Rating dengan tingkat investment grade menunjukkan bahwa kepercayaan investor tetap tinggi, dan mengindikasikan tingkat ketangguhan (resilience) Pertamina yang cukup baik dalam mengatasi kondisi dampak pandemi di tahun 2020,” ujar Nicke lewat keterangan tertulis, Senin (7/12).
Dia bilang, di tengah tantangan tersebut Pertamina tetap mengoperasikan seluruh aktivitas produksinya dari hulu ke hilir, serta menggerakkan seluruh mitra bisnis pada ekosistem bisnis proses Pertamina dan sektor energi Indonesia. Manajemen Pertamina pun berupaya untuk tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), meskipun perusahaan migas global lainnya maupun industri lain melakukan PHK besar-besaran.
Baca Juga: Menguat lima pekan beturut-turut, harga minyak mentah koreksi tipis
"Pertamina konsisten berkomitmen untuk tetap menjadi penggerak perekonomian nasional di masa sulit akibat pandemi Covid-19, terutama untuk memastikan lapangan pekerjaan dan menjaga keberlangsungan hidup 1,2 Juta tenaga kerja langsung, serta multiplier effect terhadap sekitar 20 juta tenaga kerja secara tidak langsung," sambung Nicke.