Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
Sebagai BUMN, Pertamina juga tetap menjalankan penugasan Pemerintah melalui berbagai program seperti BBM Satu Harga, Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan dan Petani, pembangunan Kilang, pembangunan Jaringan Transmisi & Distribusi Gas Bumi, serta Infrastruktur Hilir lainnya.
"Di tengah pandemi Covid-19, pencapaian laba bersih dan arus kas perusahaan yang positif di penghujung tahun 2020 ini merupakan kado bagi Pertamina menjelang HUT nya yang ke 63,"pungkas Nicke.
Sebagai informasi, hingga 30 Juni 2020 Pertamina membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 767,91 juta. Padahal, pada paruh pertama tahun 2019 lalu, Pertamina masih meraih laba bersih sebesar US$ 659,95 juta.
Baca Juga: Kementerian ESDM minta lembaga jasa keuangan sokong pembiayaan proyek EBT
Kerugian tersebut tak lepas dari anjloknya penjualan dan pendapatan usaha Pertamina sepanjang semester I-2020 lalu. Penjualan dalam negeri minyak mentah, gas bumi, energi panas bumi dan produk minyak tercatat hanya US$ 16,56 miliar atau merosot 20,91% dibandingkan semester I-2019.
Secara keseluruhan, total penjualan dan pendapatan usaha lainnya sebesar US$ 20,48 miliar di akhir Juni 2020. Lebih rendah 19,81% dibandingkan capaian pada periode sama tahun lalu senilai US$ 25,54 miliar.
Di saat yang bersamaan, Pertamina juga menderita rugi selisih kurs sebesar US$ 211,83 juta. Padahal pada semester I tahu lalu, selisih kurs Pertamina masih positif US$ 64,59 juta.
Selanjutnya: Pengganti SKK Migas, BUMN dan Lembaga khusus yang bisa kelola migas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News