Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Hasanuddin bilang, mayoritas pelaku usaha cold chain pada tahun ini menargetkan kenaikan volume produksi atau omzet penjualan, yang dilakukan dengan mengurangi marjin. Dia memproyeksikan, kinerja industri rantai pendingin tahun ini secara umum bisa tumbuh hingga 30% dibandingkan tahun lalu.
Namun, kenaikan tersebut belum mampu mengangkat industri rantai pendingin ke level normal sebelum adanya pandemi covid-19. "(Proyeksi pertumbuhan 30% di 2021) masih turun 10%-15% dibandingkan tahun 2019. Pengerjaan proyek instalasi sudah dimula real berdasar kontrak baru tahunan di April ini," jelas Hasanuddin.
Baca Juga: Bisnis Vaksin Corona Bakal Semakin Menyehatkan Holding BUMN Farmasi
Dia juga menambahkan, vaksinasi covid-19 turut mengangkat permintaan rantai pendingin. Menurutnya, permintaan untuk vaksinasi mendorong kenaikan 30% pada rantai dingin di industri farmasi. Meski secara keseluruhan, demand farmasi hanya memegang porsi 5%-6% dalam setahun.
Hasanuddin bilang, infrastruktur dan perlengkapan rantai pendingin untuk distribusi dan penyimpanan vaksin relatif sudah siap untuk Jawa, Bali dan Sumatra. Namun untuk wilayah Indonesia Tengah dan Indonesia Timur, masih diperlukan tambahan drop reefer container, reefer truck, reefer vehicle serta cool box yang sesuai dengan kapasitas infrastruktur yang tersedia di masing-masing daerah.
Selanjutnya: Tekan impor barang konsumsi, Menteri Perdagangan terbitkan beleid anyar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News