Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BOGOR. PT Sentul City Tbk (BKSL) optimistis bisa mencatatkan kinerja lebih baik tahun 2018 meskipun tantangan bisnis properti masih besar. Tahun depan, perusahaan ini menargetkan marketing sales atau pra penjualan tumbuh 25%.
BKSL membidik pra penjualan sebesar Rp 1,5 triliun. Sementara tahun ini, perusahaan hanya menargetkan Rp 1,2 triliun dan pengembang ini optimistis target tersebut akan tercapai. Maklum, pencapaian hingga Oktober 2017 sudah mencapai Rp 903,2 miliar.
Tidak hanya dari penjualan pemasaran, BKSL juga menargetkan pertumbuhan tajam di sisi pendapatan dan laba bersih. Tahun depan, perseroan mematok pendapatan sebesar Rp 3,2 triliun atau tumbuh 113,3% dibandingkan dengan target tahun 2017 sebesar Rp 1,5 triliun.
Sementara laba tahun depan ditargetkan sebesar Rp 1 triliun. Adapun tahun inj, perusahaan ini hanya menargetkan laba bersih sebesar Rp 330 miliar.
"Kami memasang target pendapatan dan laba cukup tinggi karena kami akan ada transaksi yang sangat besar yang sudah mundur sejak lama yang kami proyeksikan didapat di penutup tahun ini atau awal tahun depan, " kata Presiden Direktur PT Sentul City Tbk. Keith Steven Muljadi di Bogor, Kamis (7/12).
Hanya saja, Steven tidak menjelaskan penjualan proyek apa yang sedang dijajaki perseroan tersebut. Hanya saja, Sentul City memang sedang mendorong penjualan tanah kavling belakangan ini sebagai strategi perusahaan mengatakan cash flow semakin seret.
Pada kuartal II 2017 lalu, BKSL berhasil menjual tanah kavling seluas 10 hektare (ha) kepada Sampoerna University. Lahan tersebut akan dipakai untuk pengembangan prasarana pendidikan.
Tahun depan, BKSL akan fokus mengembangkan proyek Central Busines District (CBD) Sentul City yang dibangun di atas lahan seluas 7,8 ha. Lahan ini akan dikembangkan menjadi Aeon Mall, empat tower apartemen, satu tower perkantoran dan satu tower Hotel.
Pembangunan Aeon Mall saat ini sedang berlangsung dengan progres 40% dan ditargetkan selesai pada tahun 2018. Sedangkan apartemen sudah dipasarkan satu tower bertajuk Saffron di mana penjualannya sudah 60%. Adapun tiga tower lagi yang akan dikerjasamakan dengan Sumitomo Corporation akan mulai dipasarkan tahun depan untuk tower pertama.
Steven bilang, seiring dengan kerja sama BKSL dengan Sumitomo maka pembangunan proyek CBD Sentul City itu akan dilakukan sekaligus. "Pembangunannya akan kami lakukan secara serentak." ujarnya.
Adapun perkantoran yang akan dibangun akan memiliki grade A. Sedangkan hotel akan dibangun 330 kamar di mana 80 kamar akan berstandar bintang lima dan 250 kamar lagi akan mengusung konsep bintang empat.
Selain fokus dalam pengembangan CBD, BKSL juga akan mengembangkan proyek rumah tapak. Tahun depan, perusahaan akan merilis 4 kluster baru yang dibangun di lahan 20 ha. Total unit yang akan dipasarkan sekitar 361 unit dengan nilai penjualan Rp 650 miliar.
Proyek rumah tapak itu akan dikembangkan sendiri oleh Sentul City dan akam dipasarkan dengan harga mulai Rp 1 miliar-Rp 3 miliar.
Syukurman Larosa, Direktur BKSL mengatakan, saat ini pihaknya masih akan melakukan pengembangn rumah tapak sendiri. " Namun ke depan tidak tertutup bagi kami melakukan kerja sama jika ada mitra yang menarik, " katanya..
Selain melakukan ekspansi itu, Sentul City akan menyerahterimakan sekitar 2.000 unit rumah sepanjang triwulan III 2017 hingga triwulan II 2018.
Seiring dengan pengembangan CBD, porsi high rise terhadap penjualan BKSL terus meningkat. Tahun ini high rise menyumbang kontribusi 35% terhadap marketing sales atau meningkat dari posisi 20% pada tahun 2016. Sementara tahun depan, porsinya akan ditingkatkan menjadi 60%.
Lebih lanjut, Steven mengatakan, pihaknya akan terus melakukan penjajakan dengan investor dalam penjualan tanah kavling untuk mempercepat pengembangan serta memberi nilai tambah bagi Sentul City.
Hanya saja, dia tidak menyebutkan siapa saja investor yang sedang dijajaki dan berapa luas lahan yang ditargetkan akan dikembangkan.
Selain itu, perusahaan juga terus menjajaki kerja sama dengan investor untuk melakukan pengembangan bersama. "Penjajakan terus kami lakukan," ujarnya.
Untuk tahun 2018, BKSL akan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 700 miliar. Ini lebih tinggi dari Capex tahun ini sebesar Rp 600 miliar..
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News