Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perkebunan, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) memproduksi minyak sawit mentah alias 240.844 ton di sepanjang tahun 2019 lalu. Angka ini turun sekitar 3,15% dibandingkan dengan produksi CPO perseroan di tahun 2018 yang sebesar 248.694 ton.
Di sisi lain, penurunan juga terjadi pada produksi Tandan Buah Segar (TBS) dan inti sawit alias palm kernel (PK). Mengintip laporan operasional perseroan di sepanjang tahun 2019 lalu, produksi TBS perseroan turun tipis sekitar 6,77% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari yang semula sebanyak 786.104 ton di tahun 2018 menjadi 732.837 ton di tahun 2019.
Baca Juga: Austindo Nusantara (ANJT) beri pinjaman US$ 22 juta ke anak usahanya
Sementara itu, produksi PK mengalami penurunan sekitar 4,53% yoy menjadi 51.585 ton di tahun 2019. Sebelumnya, produksi PK perseroan tercatat sebesar 54.033 ton di sepanjang tahun 2018.
Direktur Keuangan ANJT, Lucas Kurniawan berujar bahwa turunnya volume produksi di tahun 2019 salah satunya disebabkan oleh adanya adanya peremajaan kembali (replanting) di kebun di Pulau Belitung dan Sumatera Utara.
“Akan tetapi penurunan sedikit tersebut adalah normal karena produksi tanaman tidak bisa dikendalikan sepenuhnya, ada banyak faktor eksternal yang dapat memengaruhi,” kata Lucas kepada Kontan.co.id (17/2).
Kendati demikian, perseroan optimis bisa mencatatkan pertumbuhan produksi pada tahun ini. Dalam hal ini, perseroan berharap tambahan produksi dua kebun di Papua Barat yang mulai memasuki masa produksi komersial tahun ini.
Baca Juga: Austindo Nusantara Jaya (ANJT) lakukan pengapalan CPO perdana dari Papua Barat
Masing-masing kedua kebun ini dikelola oleh entitas anak perusahaan ANJT di Papua Barat, yaitu PT Permata Putera Mandiri (PPM) dan PT Putera Manunggal Perkasa (PMP). Sebagai informasi, saat ini PT PMP memiliki Hak Guna Usaha (HGU) atas lahan seluas 26.571 hektar (ha). Sementara, PT PPM mengelola kebun dengan HGU atas lahan seluas 18.860 ha.
Hingga 31 Desember 2019 lalu, luas area tertanam ANJT tercatat seluas 50.021 ha untuk kebun inti dan 3.668 ha untuk kebun plasma. Sementara itu, luas area tanaman menghasilkan tercatat seluas 35.133 ha untuk kebun inti dan 2.554 ha untuk kebun plasma.
Hingga tutup tahun 2020 nanti, ANJT menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 600 miliar. Alokasi penggunaan capex akan difokuskan pada program peremajaan kembali di perkebunan Sumatera Utara dan Belitung, pembangunan lini kedua pabrik kelapa sawit (PKS) di Kalimantan Barat berkapasitas 45 mt per jam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News