kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Serap lebih banyak gabah, Bulog usul pemerintah beri stimulus dana cadangan


Rabu, 15 April 2020 / 14:24 WIB
Serap lebih banyak gabah, Bulog usul pemerintah beri stimulus dana cadangan
ILUSTRASI. Petani saat panen padi di area pertanian di Desa Cikalong, kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog akan mengusulkan kepada pemerintah untuk memberikan stimulus berupa dana cadangan untuk menyerap lebih banyak gabah/beras.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan hal tersebut dilakukan mengingat harga gabah kering panen hingga harga kering giling yang ada saat ini sudah berada di atas harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan.

Baca Juga: Bulog sebut impor daging kerbau dari India terhambat karena sedang lockdown

"Saran dari Bulog mudah-mudahan pemerintah memberikan stimulus khusus untuk dana cadangan membeli gabah/beras Bulog. Karena dalam kondisi seperti ini, kalau Bulog menyerap beras/gabah sebanyak-banyaknya dengan kredit komersial ke perbankan, ini cukup memberatkan juga, di sisi lain kita punya kewajiban untuk menyerap," terang Tri Wahyudi dalam webinar Keterjangkauan Beras Bagi Masyarakat Prasejahtera selama Pandemi Covid-19, Rabu (15/4).

Dia juga mengatakan, setelah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian, anggaran yang akan diusulkan kepada pemerintah adalah sebesar Rp 10 triliun. Namun, stimulus tersebut harus disetujui terlebih dahulu oleh pemerintah melalui rapat koordinasi terbatas.

Tri juga mengatakan anggaran sebesar Rp 10 triliun tersebut bukan dana yang tergolong besar, pasalnya anggaran tersebut hanya cukup untuk menyerap sekitar 1 juta ton beras.

Tri menambahkan, saat ini harga gabah/beras di tingkat petani dan penggilingan lebih tinggi dibandingkan HPP, meski aturan baru terkait HPP sudah diterbitkan.

"Di Permendag sudah ada HPP yang baru. Saat ini harga gabah/beras di atas itu [HPP]. Jadi ini kesulitan juga buat kami. Kondisi di lapangan saat ini kami rebutan dengan swasta," tutur Tri.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan telah menetapkan besaran HPP untuk gabah/beras melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 Tahun 2020. Dengan aturan tersebut, besaran HPP yang ditetapkan untuk gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp 4.200 per kg tingkat penggilingan sebesar Rp 4.250 per kg, gabah kering giling (GKG) di tingkat penggilingan Rp 5.250 per kg dan di gudang Bulog sebesar Rp 5.300 per kg, serta beras di gudang Perum Bulog Rp 8.300/kg.

Baca Juga: Perum Bulog targetkan penyerapan beras tahun 2020 sebesar 1,4 juta ton

Sementara, berdasarkan data Bulog, pada Maret, harga GKP di tingkat penggilingan sudah mencapai Rp 5.262 per kg, GKG di tingkat penggilingan 5.631 per kg dan harga beras di penggilingan sudah mencapai Rp 9.339 per kg.

Diperkirakan, pada April harga masih di atas HPP, dimana harga GKP di penggilingan mencapai Rp 4.977, GKG di tingkat penggilingan Rp 5.436 per kg, dan harga beras di penggilingan Rp 9.101 per kg.

Tahun ini, Bulog menargetkan akan menyerap beras sekitar 1,2 juta ton hingga 1,4 juta ton beras. Dimana, sekitar 871.000 ton beras merupakan pengadaan cadangan beras pemerintah dan sekitar 365.000 ton merupakan pengadaan beras komersial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×