kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Serapan lambat karena Bulog masih transisi bantuan pangan non tunai (BPNT)


Rabu, 03 April 2019 / 17:54 WIB
Serapan lambat karena Bulog masih transisi bantuan pangan non tunai (BPNT)


Reporter: Abdul Basith | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lambatnya serapan beras yang dilakukan oleh Perum Bulog disebabkan masa transisi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Hal tersebut diungkapkan oleh pengamat pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa. Dwi bilang peralihan BPNT menurunkan penyaluran beras oleh Bulog.

"Ada kendala, sebelumnya Bulog menyalurkan beras sejahtera (Rastra) kemudian penyaluran menurun hanya tinggal sepertiga akibat BPNT," ujar Dwi saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (3/4).

Padahal saat ini harga gabah di tingkat petani sedang jatuh. Jatuhnya harga Gabah Kering Panen (GKP) disebabkan telah masuknya puncak panen raya di sejumlah wilayah.

Dwi yang juga Ketua Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI) menyebut harga GKP bulan Maret telah mencapai Rp 3.982 per kilogram (kg). Angka tersebut mengalami penurunan dari Rp 5.191 per kg pada bulan Januari.

"Kalau menggunakan skema pasar seharusnya Bulog menyerap dalam jumlah besar sekarang," terang Dwi. Pasalnya puncak masa panen terjadi pada bulan Maret dan April. Pada masa puncak panen harga GKP akan turun sehingga memudahkan Bulog dalam menyerap.

Sedangkan bila lewat masa tersebut, harga akan mulai naik pada bulan Mei mendatang. Hal itu pun sesuai dengan tren serapan Bulog yang mayoritas serpan dilakukan pada bulan Maret hingga Juli dan menurun di bulan Agustus.

Meski saat ini serapan Bulog masih pada angka 86.000 ton, Dwi menyatakan tidak khawatir target serapan akan terganggu. Pasalnya target serapan tahun 2019 di bawah rata-rata serapan Bulog tiap tahun. "Penyerapan Bulog rata-rata di atas 2 juta ton jadi kalau target di bawah 2 juta ton relatif tidak ada masalah," jelas Dwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×