kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Seribu penyadap nira di Banyumas didorong berkoperasi pasarkan gula semut


Senin, 27 September 2021 / 11:27 WIB
Seribu penyadap nira di Banyumas didorong berkoperasi pasarkan gula semut
Menkop UKM Teten Masduki?saat meresmikan Koperasi Semendo Manise Sejahtera.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meresmikan berdirinya Koperasi Semedo Manise Sejahtera yang beranggotakan sekitar 1.000 penyadap nira yang memproduksi gula semut, di Desa Semedo, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Guna meningkatkan kapasitas usahanya, Teten menyarankan agar suplai bahan baku perlu dikonsolidasi melalui koperasi. Lebih lanjut, apabila satu produk sudah mampu dipasarkan dengan baik, maka tak menutup kemungkinan potensi produk lainnya bakal mudah terangkat.

"Kelembagaan koperasinya akan terus kita perkuat," kata Teten dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Senin (27/9).

Baca Juga: Karya Kreatif Indonesia diklaim sukses bawa 15,9 juta UMKM masuk pasar daring

Terlebih lagi kelapa kini tengah menjadi tren aneka produk di seluruh dunia dan mulai menyisihkan produk kelapa sawit. Maka Teten menambahkan, karena potensi gula kelapa sedang meningkat, maka Pemda setempat perlu banyak melakukan peremajaan pohon kelapa.

Ketua Koperasi Semedo Manise Sejahtera Akhmad Sobirin menjelaskan, proses peningkatan kapasitas penyadap nira dan kualitas gula semut memakan waktu dua tahun. Semua ini diawali saat terbentuk Kelompok Tani (Poktan) Manggar Jaya Desa Semedo.

"Suatu hari, saya membaca gula semut diminati pasar internasional dan bernilai jual tinggi. Saya meyakini ini peluang meningkatkan kesejahteraan keluarga dan orang di kampung halaman saya yang mayoritas menyadap dan mengolah gula kelapa," jelas Sobirin.

Sobirin pun menggali potensi pemasaran gula semut untuk memastikan produk penyadap nira dari desanya terserap pasar. Ia memperluas jejaring di komunitas dan mengikuti berbagai gelaran kewirausahaan.

Setahun berjalan, pada 2013, Poktan Manggar Jaya mulai menggapai harapan menembus pasar internasional. Saat itu, permintaan dimulai dari 5 ton gula semut per bulan.

Rata-rata, kelompok tani Manggar Jaya yang lantas berkembang melibatkan 50 keluarga penyadap nira mampu memproduksi 24 ton gula semut dalam sebulan.

Perlahan namun pasti Desa Semedo telah mampu membuang label sebagai desa terpencil dan tertinggal menjadi wilayah organisasi penyadap nira yang inovatif.

Tahun 2018, Desa Semedo jadi bagian dari program pemberdayaan masyarakat bidang kewirausahaan bertajuk Kampung Berseri Astra. Kini, Kelompok Tani binaan Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA) tersebut telah melebar menjadi 10 desa di 5 kecamatan.

Baca Juga: Realisasi bantuan produktif usaha mikro 2021 capai 99,26%

Padahal 2018, baru ada di 3 desa. Bahkan, mereka sudah membentuk ke dalam satu wadah koperasi bernama Koperasi Semedo Manise Sejahtera yang beranggotakan 1.000 orang petani gula semut.

Sejak mendapatkan bimbingan YDBA, produksi gula semut dan gula kelapa sudah mampu mencapai 100 ton per bulan.

"Pendapatan petani juga meningkat tajam, dari hanya Rp50 ribu perhari menjadi Rp200 ribu perhari, atau rata-rata Rp3 juta per bulan" kata Sobirin.

Menariknya 95% produksi gula semut dipasarkan di Amerika dan Eropa. Sedangkan 5% sisanya, dibuat untuk produk inovasi Semedo Manise, produk kemasan gula semut dalam aneka rasa semisal jahe, rempah, jahe kayu manis.

"Produk ini khusus dipasarkan di online marketplace, juga di minimarket-minimarket dan supermarket," ujar Sobirin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×