Reporter: Handoyo | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Setelah cabai, kini giliran tomat yang berpotensi terserang virus kuning atau yang biasa disebut dengan gemini. Masa transisi dari musim kemarau ke musim penghujan menjadi penyebab munculnya virus ini. Walhasil harga tomat menjadi melambung hingga 300% dibandingkan bulan lalu.
Ketua Umum Ikatan Persaudaraan Petani Hortikultura (IPPH) mengatakan, dari sekitar 500 hektar (ha) lahan yang ditanami tomat di Jawa Timur, sekitar 70% atau seluas 300 ha terserang virus gemini.
Sukoco menceritakan, tahun lalu lahan tomat yang terserang virus ini hanya 30% saja atau sekitar 150 ha. Kondisi tahun ini lebih parah karena musim kemarau datang lebih lama, sehingga kutu kebul pembawa virus ini menjadi lebih cepat berkembang biak.
Akibat produktivitas tanaman yang tidak maksimal ini, harga tomat ditingkat petani menjadi melambung. Sukoco membandingkan, jika satu bulan lalu harga tomat hanya berkisar Rp 2.000 per kilogram (kg), kini sudah melambung hingga 300% menjadi Rp 8.000 per kg.
Sebagai gambaran, jika tanaman tomat telah terserang virus ini, warna daun menjadi kuning, keriting, kerdil, dan tidak bisa berproduksi. Virus menyerang cabang, bunga, dan buah. "Kutu ini sebenarnya hidup di musim kemarau," kata Sukoco.
Banyaknya virus yang menyerang tanaman cabai ini karena para petani menanam lebih dini. Ketika peralihan musim, mereka sudah menebar benih yang seharusnya dilakukan di musim penghujan. Padahal curah hujan belum stabil.
Karena kondisi inilah sentra perkebunan tomat di Jawa Barat seperti Garut dan Cipanas, belum melakukan penanaman. "Mereka belajar dari pengalaman, dan akan menanam jika curah hujan sudah normal," kata Sukoco, Selasa (27/12).
Harga benih tomat tahan virus gemini sebenarnya tidak terlalu mahal dibandingkan benih biasa. Jika harga benih biasa rata-rata harganya Rp 100, harga benih tahan virus lebih mahal sedikit sekitar Rp 200. "Bukannya kami tidak mau, tapi karena di pasar pun tidak ada yang menjual," terang Sukoco.
Berdasarkan informasi Dewan Hortikultura Indonesia, virus kuning sudah marak menyerang tanaman tomat sejak satu bulan lalu. Virus ini juga susah ditanggulangi serta menyerang di hampir seluruh sentra produksi tomat di Indonesia.
Benny Kusbini, Ketua Dewan Hortikultura Indonesia, menambahkan, tahun ini serangan itu akan lebih meluas karena musim kemarau berpeluang lebih lama. Benny juga mengingatkan supaya petani mewaspadai serangan penyakit antraknosa atau patek yang disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici sydow dan Colletotrichum gloeosporioides pens.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News