kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Setoran hingga Rp 216 triliun, investasi manufaktur tengah didorong


Selasa, 04 Februari 2020 / 11:57 WIB
Setoran hingga Rp 216 triliun, investasi manufaktur tengah didorong
ILUSTRASI. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Senin (4/11).


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah sedang fokus mengerek nilai investasi guna memperkuat struktur perekonomian nasional. Salah satu sektor yang berperan penting adalah industri manufaktur, karena pertumbuhannya akan meningkatkan penerimaan devisa dan menciptakan lapangan kerja.

“Bapak Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa pembangunan sektor industri khususnya manufaktur merupakan hal yang sangat penting bagi sebuah negara. Sebab, beliau memang seorang industrialis, sehingga mengetahui betul kebutuhan atau kendala para pelaku industri,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resminya, Selasa (4/2).

Baca Juga: Amerika Serikat selesaikan beleid pengenaan bea bagi negara yang lemahkan mata uang

Menperin Agus menjelaskan, sesuai arahan Presiden Jokowi, setiap rupiah yang dikeluarkan, baik itu melalui investasi maupun sumber lain, tujuannya adalah untuk menciptakan lapangan kerja. “Jadi, yang perlu dilakukan saat ini adalah membawa investasi sebesar-besarnya,” ujarnya.

Lebih lanjut, setiap kebijakan strategis pemerintah terutama yang berkaitan dengan upaya memacu pertumbuhan ekonomi, harus berimbas pada penciptaan iklim usaha yang kondusif. Langkah ini diyakini dapat meningkatkan kepercayaan para investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.

“Apalagi, Indonesia masih menjadi negara tujuan utama bagi para investor. Hal ini merupakan hasil dari pertemuan kami dengan perusahaan-perusahaan skala global. Selain itu, respons mereka sangat positif terhadap komitmen Pemerintah Indonesia dan kebijakannya yang ramah kepada investor,” papar Agus.

Oleh karena itu, langkah konkret yang perlu terus dijalankan, antara lain mempermudah izin usaha, perbaikan kebijakan yang mempengaruhi rantai pasokan (supply chain) nasional dan global, harmonisasi kebijakan pemerintah pusat dan daerah, serta membenahi regulasi yang bisa menggaet investasi sektor padat karya.

Baca Juga: Awal tahun, perbaikan sektor manufaktur alami tantangan berat

Contohnya adalah dengan penerbitan omnibus law tentang perpajakan dan cipta lapangan kerja, kami optimistis akan dapat menarik investasi. Bahkan, adanya pemberian fasilitas insentif fiskal berupa super tax deduction, menjadi sweetener bagi calon investor, imbuhnya.

Menperin menegaskan, pihaknya bertekad untuk mengatrol nilai investasi nasional, dengan turut aktif mengajak dan mengawal sejumlah pelaku industri potensial agar segera merealisasikan investasinya di Indonesia.

Hal ini bakal dapat mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi, menurunkan defisit transaksi berjalan, memperkuat struktur industri manufaktur dalam negeri, mendorong hilirisasi, menghasilkan produk substitusi impor, meningkatkan nilai ekspor, dan mengurangi angka pengangguran.

“Sesuai implementasi roadmap Making Indonesia 4.0, kami memprioritaskan pada lima sektor, yaitu industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian, industri otomotif, industri elektronik, serta industri kimia,” sebutnya.

Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian, sepanjang tahun 2019, industri manufaktur mampu memberikan kontribusi yang cukup signfikan terhadap capaian nilai investasi nasional.

Baca Juga: Pelaku usaha manufaktur tertekan lemahnya permintaan barang dalam dan luar negeri

Ini terlihat dari sumbangsih penanaman modal dalam negeri (PMDN) sektor industri sebesar Rp72,7 triliun atau 18,8% dari perolehan total PMDN yang berada di angka Rp 386,5 triliun.

Sementara itu, penanaman modal asing (PMA) di sektor industri menyentuh Rp 143,3 triliun atau 33,8% dari perolehan total PMA yang mencapai Rp 423,1 triliun. Jadi, secara keseluruhan, sektor industri menggelontorkan dana hingga Rp 216 triliun atau berkontribusi 26,7% dari total realisasi investasi di Indonesia senilai Rp 809,6 triliun pada tahun lalu.

Adapun lima sektor manufaktur yang menyumbang nilai investasi paling besar pada tahun 2019, yaitu industri logam dasar dengan capaian Rp 58,3 triliun, kemudian diikuti industri makanan dan minuman Rp 54 triliun, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia Rp 23,5 triliun, industri barang galian bukan logam Rp 10,7 triliun, serta industri kertas dan barang dari kertas Rp8,9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×