kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Shell jual 35% saham di Blok Masela, ini taksiran perhitungan harganya...


Senin, 06 Juli 2020 / 09:05 WIB
Shell jual 35% saham di Blok Masela, ini taksiran perhitungan harganya...
ILUSTRASI. FILE PHOTO: A Shell logo is seen reflected in a car's side mirror at a petrol station in west London, Britain, January 29, 2015. Picture taken January 29, 2015. REUTERS/Toby Melville/File Photo


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Shell Upstream Overseas Services Limited (Shell), anak perusahaan Royal Dutch Shell Plc asal Belanda mundur dari proyek gas jumbo Lapangan Abadi, Blok Masela, Laut Arafuru, Maluku. Perusahaan yang di Indonesia memiliki SPBU Shell itu akan menjual 35% sahamnya.

Lantas berapa harga 35% saham Blok Masela yang dilegon Shell. Tumbur Palindungan Mantan President Indonesian Petroleum Association (IPA) menerka jika saham Shell di Blok Masela dijual maka harganya akan murah.

Baca Juga: Investasi US$ 20 miliar di Masela lenyap? Ini jalan terjal proyek kebanggaan Jokowi

"Saya tidak yakin Shell mundur, men-diley iya (tiga sampai lima tahun). Mendapatkan reserve Lapangan Abadi itu Shell tidak mudah," kata dia ke KONTAN.co.id, kemarin.

Namun, soal kepastian Shell mundur sudah dibenarkan oleh Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno. "Iya betul (mundur). Inpex sedang mencari penggantinya," kata dia ke KONTAN.co.id, Minggu (5/7).

Lantas berapa harga yang ditawarkan Shell? mari kita hitung. Sebagai perbandingan, tahun 2010 lalu, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) membeli 10% saham Blok Masela senilai US$ 100 juta.

Selang 10 tahun kemudian tentu harganya sudah naik karena plan of development (POD) I Lapangan Abadi Blok Masela hasil revisi sudah disetujui SKK Migas.

Tercatat juga bahwa Inpex dan Shell sudah mengeluarkan dana US$ 1,6 miliar untuk operasional dan proses pengeboran plus pengembangan desain kapal yang saat itu kandas sehingga akhirnya diubah menjadi proyek Kilang Onshore.

Baca Juga: Bisnis LNG terdampak, SKK Migas: Ada ketakutan pada perusahaan migas termasuk Masela

Inpex dan Shell saat ini sedang menagih pengembalian dana tersebut. Jika melihat itu semua, maka bisa ditaksir bahwa harga 35% saham Blok Masela bisa saja hanya US$ 350 juta, jika membandingkan penjualan 10% saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) yang hanya US$ 100 juta.

Begini perjalanan proyek Blok Masela yang lebih dari 20 tahun belum juga berjalan:

1. Inpex mendandatangani kontrak Masela PSC pada 16 November 1998 dan memiliki 100% saham di blok gas tersebut.

2. Inpex pada 30 Desember 2008 mendapat restu sementara POD 1 pada era Presiden Susilo Bambang Yudhyono (SBY).

3. Lalu anak usaha Grup Bakrie, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) pada 2010 membeli 10% saham Inpex di Masela. Sehingga komposisi saham di Masela adalah 90% saham Inpex dan 10% saham Bakrie.

4. Cadangan gas Blok Masela secara resmi ditemukan tahun 2000. Cadangan itu ditemukan di lapangan Abadi dengan kedalaman laut 457 meter dan total kedalaman 4.230 meter. Cadangan gas di Lapangan Abadi diproyekasikan mencapai 6,05 triliun kaki kubik (TCF) dengan produksi kondensat mencapai 8.400 barel per hari (bph).

5. Pada 2011, Inpex menjual 30% saham Blok Masela ke Shell Upstream Overseas Services Limited (Shell), anak perusahaan Royal Dutch Shell Plc asal Belanda.

6. Pada 2013, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) menandatangani perjanjian untuk menjual 10% saham di Blok Masela PSC, proyek Lapangan Abadi, Maluku kepada Inpex Masela Ltd dan Shell Upstream Overseas Limited.  

7. Alhasil komposisi saham di Masela berubah menjadi Inpex 65% dan Shell 35%.

8. Persoalan saham sudah usai. Namun, masalah Maseka belum beres. Tiba-tiba pada tahun 2016 Presiden Joko Widodo mengubah skema proyek dari FLNG menjadi Onshore.

9. Proyek Blok Masela mulai berjalan saat Menteri ESDM Ignasius Jonan.

10. Saat ini Shell dinyatakan mundur dari Blok Masela dan segera menjual kepemilikan sahamnya di sana sebesar 35%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×