kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Si Hitam Makin Seksi


Rabu, 16 Juni 2010 / 10:07 WIB
Si Hitam Makin Seksi


Reporter: Amailia Putri Hasniawati , Femi Adi Soempeno |

JAKARTA. Butiran biji kopi makin mahal saja di pasar internasional. Awal pekan ini, harga kontrak kopi jenis C atau arabika di ICE Futures U.S. di New York menyentuh level tertinggi dalam 23 bulan terakhir. Melesatnya harga kopi ini disurung oleh tipisnya pasokan yang tak mampu memenuhi tingginya permintaan.

Harga kontrak kopi untuk pengiriman September 2010 sempat menembus US$ 1.516 per ton pada hari Senin (14/6) lalu. Ini harga tertingginya sejak 3 Juli 2008 yang menyentuh US$ 1.523 per ton. Sehari berselang, tepatnya, Selasa (15/6), harga kontrak kopi tersebut melandai tipis menjadi US$ 1.492 per ton. Level US$ 1.490-an terakhir terjadi pada 14 Januari 2010 lalu.

Merangseknya harga kopi dunia dipicu oleh menyusutnya produksi kopi di sejumlah negara penghasil kopi utama dunia. Maka, gerojokan kopi ke pasar global pun ikut mengkerut. "Suplai kopi sangatlah tipis," kata Rodrigo Costa, VP Newedge USA LLC, New York seperti dikutip Bloomberg.

Organisasi Kopi Internasional atau International Coffee Organization (ICO) memperkirakan, tahun ini Uganda hanya memproduksi 3 juta karung (1 karung = 60 kg), turun dari tahun lalu yang mencapai 3,2 juta karung.

Senada dengan dirilis ICO tersebut, Uganda lewat Uganda Coffee Development Authority, akhir pekan lalu mengoreksi data ekspor kopi Uganda.

David Kiwanuka, Juru Bicara Uganda Coffee Development Authority bilang, Uganda mengkoreksi prediksi ekspor kopi untuk periode 2009/2010 sebesar 8,1% menjadi 2,85 juta karung. Musim kering yang berkepanjangan di Afrika membabat panenan kopi Uganda. Biasanya, setiap musim panen Uganda mengekspor 3,4 juta karung kopi.

Selain Uganda, ICO juga memperkirakan penyusutan produksi kopi juga akan terjadi di Brasil, negara penghasil kopi terbesar di Amerika Selatan sekaligus yang terbesar di dunia. ICO memperkirakan produski kopi Brasil hanya 39,4 juta karung. Jumlah ini turun dari 2008 yang mencapai 45,9 juta karung.

Di Asia, produksi kopi Vietnam diperkirakan 18 juta karung, turun dari tahun lalu sebanyak 18,5 juta karung. Untuk Indonesia, ICO memprediksi produksi kopi tahun ini akan naik menjadi 10,6 juta karung dari tahun lalu yang hanya 9,3 juta karung.

Namun Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) menemukan fakta berbeda. Menurut Sekretaris Eksekutif AEKI Rachim Kartabrata, persediaan kopi di Indonesia masih minim hingga saat ini. Tingginya curah hujan menyebabkan banyak bunga kopi gugur, sehingga bakal biji kopi yang dihasilkan juga semakin berkurang. Ujung-ujungnya panen kopi tahun ini bisa turun.

Sudah begitu, “Stok tahun 2009 pun minim, normalnya sekitar 40.000 ton per tahun, tetapi sepertinya tahun lalu hanya menyisakan 10.000 ton,” ujarnya, Selasa (15/6).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×