Reporter: Vina Elvira | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pelayaran PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) menyiapkan agenda ekspansi armada yang cukup masif di sepanjang tahun 2024 ini.
Direktur Utama SMDR Bani Maulanan Mulia menuturkan, meskipun kondisi bisnis perusahaan di tahun 2024 diterpa oleh berbagai tantangan, namun tak sedikit pula peluang pertumbuhan bisnis bagi SMDR.
Untuk itu, pihaknya menargetkan untuk menambah secara total 12 armada kapal di tahun ini. Dengan perincian, 4 kapal peti kemas dari China, 2 kapal peti kemas dari Jepang, 2 kapal tug boat dari Semarang, 2 kapal tongkang dari Madura, dan 2 kapal tanker dijadwalkan diterima di Singapura.
“Kombinasi exposure bisnis domestik Indonesia & bisnis internasional SMDR membuat kami memiliki fleksibilitas tinggi untuk mengambil peluang-peluang bisnis,” ungkap Bani kepada Kontan.co.id, belum lama ini.
Baca Juga: Ramayana Lestari Sentosa (RALS) Siapkan Capex hingga Rp 200 Miliar di Tahun 2024
Dia melanjutkan, di samping 12 unit tersebut, tak menutup kemungkinan Samudera Indonesia akan menambah armada lagi di tahun ini. Rencana penambahan di luar 12 unit itu sedang dalam tahap kajian.
Demi memaksimalkan agenda ekspansi di tahun ini, Samudera Indonesia menyiapkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (Capex) sebesar US$ 280 juta. Adapun, selain digunakan untuk penambahan kapal, dana capex tersebut juga digunakan untuk kegiatan ekspansi dan operasional lainnya.
“Alokasinya untuk penambahan kapal, penambahan truck & trailer, penambahan gudang & fasilitas logistik, penambahan pelabuhan baru & alat bongkar muat di pelabuhan, dan lain-lain,” jelas Bani.
Sebagai tambahan informasi, SMDR mencatatkan penurunan kinerja keuangan pada kuartal III-2023. Ini terlihat dari pendapatan jasa SMDR yang turun 32,61% dengan nilai US$ 575,42 juta, jika dibandingkan periode sama tahun lalu di angka US$ 853,93 juta.
Baca Juga: Indointernet (EDGE) Optimistis Kebutuhan Data Center Tumbuh di 2024
Pendapatan ini berasal dari tiga sektor yaitu dari jasa pelayaran dan keagenan senilai US$ 445 juta, jasa logistik dan pelabuhan US$ 110,32 juta dan sektor lain-lain senilai US$ 20 juta.
Lalu laba bersih perseroan juga menyusut 64,77% dengan nilai US$ 92,57 juta jika dibandingkan dengan laba bersih hingga September 2022 yang berada di angka US$ 262,8 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News