kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Siapa Penguasa Pasar Rice Cooker di Indonesia?


Selasa, 10 Oktober 2023 / 05:24 WIB
Siapa Penguasa Pasar Rice Cooker di Indonesia?
ILUSTRASI. Pemerintah akan membagikan penanak nasi atau rice cooker gratis kepada masyarakat dengan syarat tertentu.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan bagi-bagi rice cooker atau penanak nasi gratis kepada masyarakat dengan syarat tertentu.

Rice cooker sendiri menjadi produk elektronik yang cukup familiar bagi masyarakat Indonesia yang notabene menjadikan beras sebagai makanan pokok utama.

Berdasarkan riset lembaga kajian energi bersih dan efisiensi energi, CLASP, yang terbit pada 8 Juni 2020 silam, rice cooker digunakan sehari-hari oleh 70% rumah tangga di Indonesia.

Penjualan rice cooker baru di Indonesia pun terus tumbuh dari tahun ke tahun dan mencapai 12,5 juta unit pada 2018. Dari jumlah tersebut, 6,24 juta unit rice cooker dirakit di dalam negeri dengan konten lokal di bawah atau sama dengan 70%.

Selain itu, ada 2,94 juta unit penjualan rice cooker hasil rakitan dalam negeri dengan konten lokal di atas 70%. Ada pula 3,27 juta unit penjualan rice cooker yang sepenuhnya impor.

CLASP menyebut, rice cooker impor tersebut sebagian besar didatangkan dari China. Produk rice cooker buatan dalam negeri juga mengandung komponen impor seperti elemen pemanas dan unit kontrol elektronik.

Dalam riset ini, CLASP mencatat bahwa 59% pangsa pasar rice cooker di Indonesia pada 2018 dikuasai merek Cosmos, Miyako, dan Philips. Setelah itu, diikuti Yong Ma, Maspion, Sharp, dan Sanken dengan porsi 17,6%. Berikutnya ada merek Kirin, Panasonic, Denpoo, dan Electrolux dengan porsi pangsa pasar 7,7%. Adapun sisanya 15,7% ditempati oleh produsen rice cooker lainnya.

Baca Juga: Pemerintah Siapkan Anggaran Rp 347 Miliar Untuk Bagi-Bagi 500.000 Rice Cooker

Penjualan rice cooker diperkirakan akan terus tumbuh. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan perekonomian nasional, pertumbuhan jumlah penduduk dan rumah tangga, akses terhadap listrik, tren konsumsi beras, usia pemakaian rice cooker, hingga kondisi bisnis pabrikan dan distributor rice cooker itu sendiri.

Proyeksi CLASP, penjualan rice cooker baru di Indonesia untuk 2023 bisa mencapai 15,8 juta unit, sedangkan pada 2030 nanti penjualan rice cooker bisa menyentuh 19,6 juta unit. Rata-rata pertumbuhan penjualan rice cooker baru di Indonesia berada di kisaran 3,9% dari 2018 sampai 2030.

Terkait program rice cooker gratis, rencananya pemerintah akan menggelar lelang pengadaan produk tersebut melalui e-Katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan/Jasa Pemerintah (LKPP). Beberapa perusahaan rice cooker memberi sinyal ketertarikannya terhadap lelang rice cooker tersebut.

National Sales Senior General Manager Sharp Electronics Indonesia Andry Adi Utomo mengatakan, jika memang dimungkinkan, maka Sharp akan mengikuti lelang pengadaan rice cooker sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Sampai saat ini, Sharp belum menerima permintaan dari pemerintah terkait rencana lelang tersebut.

“Kami juga masih menunggu persyaratannya,” kata Andry, Senin (9/10).

Di samping itu, Andry mengaku saat ini seluruh rice cooker yang dijual Sharp di Indonesia masih diimpor, sehingga belum ada nilai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) pada komponennya. Walau begitu, tidak menutup kemungkinan pada masa mendatang Sharp akan memproduksi rice cooker sendiri di Tanah Air.

Sementara itu, Agung Ariefiandi, Audio Visual Marketing General Manager Panasonic Gobel Indonesia menyebut, saat ini pihaknya sedang mengonfirmasi ulang syarat-syarat rice cooker yang diwajibkan oleh pemerintah. Panasonic pun terus berkomunikasi dengan pemerintah terkait implementasi kebijakan pembagian rice cooker.

“Persiapan terkait hal ini (lelang pengadaan rice cooker) sedang didiskusikan di internal Panasonic,” ujar dia, Senin (9/10).

Ia menambahkan, rice cooker buatan Panasonic sudah berstandar SNI namun seluruh komponennya masih diimpor dari luar negeri. Panasonic pun enggan menyebut kapasitas produksinya, namun yang terang stok rice cooker mereka masih mampu memenuhi permintaan pasar.

Baca Juga: Kementerian ESDM: Pembagian 500 Ribu Unit Rice Cooker Akan Hemat 9,7 Juta LPG 3 Kg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×