Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) menargetkan pertumbuhan pendapatan mencapai 30% di tahun ini .Untuk itu, belanja modal sebesar Rp 150 miliar disiapkan perusahaan.
Dendy Kurniawan, Direktur Utama AirAsia menyebutkan bahwa belanja modal perusahaan alias capital expenditure/capex tersebut akan digunakan untuk pembelian rotables spare part untuk pesawat dan computer hardware. Adapun dana tersebut nantinya berasal dari kas internal perusahaan.
Terkait target tahun ini, Dendy menyebutkan bahwa perusahaan membidik pendapatan tumbuh 20%-30% dibandingkan capian 2018. "Estimasi kami di 2018 akan cenderung flat," ujarnya saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (3/2).
Ia menjelaskan pendapatan yang cenderung sama tersebut lantaran beberapa disrupsi operasional perusahaan sebagai akibat dari bencana alam dan lingkungan bisnis yang kurang mendukung. Asal tahu saja, menilik laporan keuangan sepanjang 2017 lalu, perusahaan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3,81 triliun.
Sedangkan pada tahun ini, perusahaan optimis target yang dipatok akan tercapai. Hal tersebut tak lepas dari penambahan armada, penguatan nilai tukar, penurunan harga bahan bakar, dan pembukaan hub baru di Lombok, serta melayani rute-rute baru tahun ini.
Untuk penambahan armada sepanjang tahun lalu perusahaan merealisasikan penambahan sembilan armada. Namun ia tidak secara jelas menyebutkan anggaran yang digunakan untuk penambahan armada tersebut.
Hanya saja ia bilang bahwa sembilan armada tersebut merupakan Airbus A320 dengan skema operating lease yang mana delapan dari keseluruhan armada pesawat tersebut merupakan pengalihan dari AirAsia X Indonesia (IAAX) dan satu armada pesawat tambahan.
Dengan begitu sepanjang tahun lalu perusahaan mengoperasikan 24 armada. Dengan ditambahnya tiga armada baru di tahun ini, maka CMPP akan mengoperasikan sebanyak 27 armada.
Asal tahu saja, perusahaan mencatatkan peningkatan jumlah penumpang sebesar 56% yang dilatari oleh penambahan kapasitas sebanyak 50%. Sementara tingkat keterisian tercatat naik 3 poin persen (“ppts”) menjadi 82% jika dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya.
Pada statistik usaha tahun fiskal 2018, perusahaan mengangkut 5,2 juta penumpang, naik 13% year on year, sementara tingkat keterisian turun 2 ppts menjadi 82% yang dilatari penambahan kapasitas sebesar 16% dan juga lingkungan usaha yang secara menyeluruh kurang optimis, diakibatkan oleh rentetan bencana alam sepanjang tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News