Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Angkasa Pura I (Persero) akan mengembangkan tujuh bandara pada tahun ini dengan menyiapkan dana pengembangan bandara senilai Rp 10,5 triliun.
Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan alokasi pendanaan tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp 17,5 triliun. Untuk sumber pendanaannya Faik menyebut, berasal dari pendanaan internal perusahaan, obligasi, dan pinjaman kredit (sindikasi).
Baca Juga: Gara-gara corona, ekonom imbau ada paket liburan menarik untuk tarik turis domestik
Menurutnya, dana pengembangan memang harus mengalami penyesuaian karena pembiayaan tak lagi seutuhnya berasal dari APBN. "Pada tahun ini untuk meningkatkan kualitas pengelolaan bandara yang telah dimiliki. AP I akan mengembangkan tujuh bandara," ujar Faik kepada kontan.co.id, Senin (24/2).
Faik menjelaskan, tujuh bandara yang akan dikembangkan dan sedang dalam proses pembangunan yaitu Bandara Juanda Surabaya (Terminal 1), Bandara El Tari Kupang, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Pattimura Ambon, Bandara Sam Ratulangi Manado, Bandara Lombok Praya, dan Bandara Sentani Jayapura.
Untuk meningkatkan daya saing, AP I tidak hanya memiliki kapasitas yang cukup secara fisik tetapi juga harus ada peningkatan dari sisi kompetensi karyawannya.
Selain itu, lanjutnya, dalam pengembangan bisnis penerbangan memerlukan ekosistem yang terbangun dengan baik tidak hanya fasilitas yang sudah disiapkan di bandara tetapi juga dari sisi aksesibilitas.
Baca Juga: Rekor penumpang Light Rail Transit Jakarta (LRTJ) mencapai 7.400 orang
Faik menargetkan, pada tahun 2021 seluruh kapasitas bandara yang di kelola oleh AP I sudah bagus dan memadai. "Diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pembangunan konektivitas bandara kita,” jelasnya.
AP I juga akan mulai mengoperasionalkan salah satu bandaranya pada 29 Maret 2020 yaitu Yogyakarta International Airport di Kulon Progo yang akan mengintegrasikan angkutan moda transportasi terpadu, yakni antara DAMRI, kereta api, hingga taksi swasta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News