Reporter: Muhammad Julian | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Persentase ekspor dalam penjualan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) mengalami kenaikan pesat dari yang semula sebesar 2% pada semester I 2018 menjadi 6% di semester I 2019. Meski demikian, Sido Muncul belum memiliki rencana untuk terus meningkatkan persentase ekspor dalam penjualan bersih.
“Kita tahun ini targetnya stabil di 6%, udah cukup lah, udah terlalu cepat,“ ujar Direktur Keuangan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, Leonard.
Baca Juga: Sido Muncul targetkan penjualan tumbuh di atas 10% sepanjang 2019
Saat ini, penjualan produk-produk Sido Muncul secara ekspor diserap oleh pasar ekspor yang ada di Malaysia, Filipina, dan Nigeria. Adapun produk-produk yang dijual di ketiga negara tersebut meliputi produk-produk minuman dan herbal seperti Kuku Bima dan Tolak Angin.
Menurut Leonard, Sido Muncul sebenarnya memiliki keinginan untuk terus memperluas pangsa pasar ekspor untuk negara-negara yang berada di wilayah Asia Tenggara dalam jangka panjang.
Namun demikian, Leonard mengatakan Sido Muncul akan terus menfokuskan penjualan di Filipina, Malaysia dan Nigeria untuk penjualan secara ekspor. Hal ini didasari oleh pertimbangan kedekatan kultur serta kuatnya persepsi brand dari beberapa produk Sido Muncul di ketiga negara tersebut.
Berdasarkan keterangan Leonard, brand Tolak Angin memiliki persepsi yang kuat di pasar Filipina. Hal ini dikarenakan kata ‘Tolak Angin‘ memiliki makna yang sama dalam bahasa Tagalog.
Baca Juga: Sido Muncul (SIDO) sudah serap 51% belanja modal di semester I 2019
Selanjutnya, Leonard juga mengklaim bahwa produk-produk Sido Muncul memiliki tingkat penetrasi yang kuat di Malaysia lantaran adanya kedekatan kultur. Hal ini juga dibarengi oleh upaya Sido Muncul untuk melakukan registrasi ulang produk-produk dengan logo halal Sido Muncul ke Malaysia National Pharmaceutical Regulatory Agency (NPRA) di kuartal II 2019.
Sementara itu, brand Kuku Bima juga memiliki citra yang kuat di Nigeria. Menurut Leonard, hal ini didorong oleh gencarnnya aktivitas penjualan produk-produk Sido Muncul oleh penjual-penjual lokal di Nigeria.
Dengan sejumlah kondisi-kondisi di atas, Sido Muncul berkeyakinan pasar ekspor di ketiga negara tersebut dapat menjadi pasar yang potensial untuk terus dikembangkan sebagai target ekspor.
Penjualan ekspor di ketiga negara tersebut merepresentasikan 6% dari total penjualan Sido Muncul sebesar Rp 1,41 triliun di semester I 2019.
Sebagian besar total penjualan bersih Sido Muncul di semester I 2019 bersumber dari penjualan jamu herbal dan suplemen, yakni sebesar Rp 943,10 miliar atau setara dengan 66,88% dari total penjualan bersih.
Baca Juga: SIDO relokasi pabrik farmasi Berlico Mulia Farma ke Klaten
Sementara itu, kontribusi penjualan terbesar kedua dalam total penjualan bersih Sido Muncul di semester I 2019 berasal dari penjualan produk-produk makanan dan minuman, yakni sebesar 28,61% atau setara dengan Rp 403,45 miliar.
Adapun sekitar 4,5% dari total penjualan bersih sisanya diperoleh dari penjualan produk-produk farmasi senilai Rp 63,52 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News