Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Asnil Amri
SEMARANG. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menyerap bahan baku rempah untuk produksi dari para petani binaan perusahaan. Petani binaan tersebut sebagian besar tersebar di wilayah Jawa Tengah.
David Hidayat, Direktur Operasional PT Sidomuncul bilang, ada 40% bahan baku yang diserap dari petani binaan. Sisanya diserap dari agen-agen penjual rempah dan impor. "Akan tetapi impor porsinya kecil sekali, paling 2%," ujarnya.
Supartoko, Public Relation, pabrik PT Sido Muncul mengatakan, petani binaan tersebut mendapatkan pembinaan agar menghasilkan bahan baku yang sesuai dengan standar yang diharapkan Sido Muncul. "Penanaman kami awasi karena kualitas produk diawali dari mutu bahan bahan baku," jelasnya.
Sementara itu impor, kata Supartoko terpaksa dilakukan karena pasokan bahan baku yang diinginkan tidak tersedia dalam negeri atau jika ada kualitasnya tidak sebagus di luar negeri seperti halnya gingseng dan paleriam. "Karena ginseng yang bagus itu hidup jika melewati empat musim," ujarnya.
Kendati demikian, Supartoko mengatakan, Sido Muncul sudah menggunakan bahan baku substitusi yang ada di Indonesia seperti pasak bumi dari Kalimantan, dan purweceng pimpinella alpina dari Dieng untuk menggantikan ginseng.
Selain itu, Sido muncul juga membudidayakan sendiri beberapa tanaman obat yang akan dijadikan sebagai bahan baku produknya seperti daun katuk yang memiliki khasiat melancarkan ASI. "Tapi itu tidak banyak hanya di sekitar pabrik ini saja," ujarnya.
Supartoko melanjutkan, Sido Muncul saat ini banyak melakukan penelitian terhadap tanaman-tanaman liar yang akan dijadikan sebagai bahan baku produknya. Sebab masih banyak tanaman liat yang memiliki khasiat besar tapi belum pernah di uji coba.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News