kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak agenda bisnis Asia Pacific Rayon setelah memperoleh pendanaan Rp 4,5 triliun


Selasa, 13 April 2021 / 15:11 WIB
Simak agenda bisnis Asia Pacific Rayon setelah memperoleh pendanaan Rp 4,5 triliun
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo mengibarkan bendera saat melepas keberangkatan truk kontainer berisi serat rayon untuk diekspor ke Turki. ANTARA FOTO/FB Anggoro/ama.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asia Pacific Rayon (APR), produsen serat rayon terintegrasi mendapatkan fasilitas pinjaman sindikasi senilai Rp 4,5 triliun (US$ 300 juta) dari bank nasional dan afiliasi internasional untuk mendukung belanja modal. 

Sejumlah bank yang berpartisipasi dalam sindikasi pinjaman ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Pan Indonesia Tbk, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat, PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk, dan PT Bank KEB Hana Indonesia.

Adapun, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, dan PT BANK Pan Indonesia Tbk ditunjuk sebagai joint mandated lead arranger and bookrunner (JMLAB) sindikasi pinjaman tersebut.

Djarot Handoko selaku Head of Corporate Communications, Asia Pacific Rayon menjelaskan perusahaan akan menggunakan dana kredit sindikasi ini untuk memperkuat pembiayaan belanja modal agar dapat meningkatkan peran Indonesia di antara para produsen serat viscose dunia. 

"Sekaligus dalam upaya untuk secara konsisten memproduksi rayon yang berkualitas, harga yang kompetitif serta servis yang prima kepada pelanggan kami – baik di dalam maupun luar negeri," jelasnya kepada Kontan.co.id, Sabtu (10/4). 

Baca Juga: Asia Pacific Rayon raih pinjaman sindikasi Rp 4,5 triliun

Djarot menjelaskan rencana peningkatan kapasitas produksi akan berjalan dalam jangka waktu 5 tahun ke depan.  Pembangunan jalur produksi tambahan dijadwalkan akan dimulai pada paruh kedua tahun 2022 dan akan mencakup fitur-fitur seperti peningkatan proses pemulihan bahan kimia, bubur lumpur, instalasi pemrosesan dan investasi lain yang ditujukan untuk mengurangi penggunaan energi Asia Pacific Rayon dan jejak lingkungan.

"Setelah proyek selesai pada tahun 2023, Asia Pacific Rayon akan menjadi fasilitas manufaktur viscose terintegrasi, dengan bubur kayu larut dari perkebunan serat terbarukan," kata Djarot. 

Djarot menambahkan,  kepercayaan 6 Bank terhadap Asia Pacific Rayon juga sebagai sinyal positif bagi industri tekstil nasional. Kepercayaan ini juga menunjukkan kolaborasi yang strategis antara perbankan dan industri tekstil khususnya di sektor hulu. 

"Di mana perusahaan tidak hanya produsen serat viscose rayon terpadu, terbesar dan termodern di Indonesia, tapi juga satu-satu produsen serat rayon yang memiliki TKDN hampir 100%," kata Djarot. 

Pendaan ini juga menunjukkan upaya serius perbankan dan industri untuk meningkatkan investasi di sektor TPT Indonesia. Seperti yang diketahui bersama bahwa industri tekstil ini adalah industri padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja baik dari sisi hulu yakni perkebunan dan pengolahan bahan baku hingga hilir yakni pabrik kain, garmen serta turunannya. 

Selanjutnya: Industri tekstil masih dibayangi berbagai tantangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×